Kabar Baik dari Tibet: Pasien Virus Corona Disembuhkan dalam 18 Hari, Membungkuk Hormat saat Keluar Ruang Isolasi

- 13 Februari 2020, 13:41 WIB
ILUSTRASI penanganan virus corona.*
ILUSTRASI penanganan virus corona.* /AFP/Hector Retamal

PIKIRAN RAKYAT – Hampir seluruh Tiongkok terkena wabah virus corona dengan total paling banyak berada di Wuhan yang diyakini sebagai kota pusat wabah.

Namun demikian, Tibet yang juga merupakan wilayah Tiongkok diketahui hanya merawat satu pasien kasus corona dan pasien itu sudah berhasil melewati masa-masa berjuang melawan virus corona pada Rabu, 12 Februari 2020.

Dikutip Pikiranrakyat-Cirebon.com melalui situs Xinhua News bahwa pasien virus corona di Tibet dinyatakan sembuh hingga dapat berjalan keluar bangsal isolasi sembari membungkuk rendah penuh hormat pada staf medis.

Baca Juga: The Daddies Belum Nongol di BATC 2020, Susy Susanti: Butuh Istirahat

Pasien corona itu seorang lelaki berusia 34 tahun dengan marga Zhang. Ia berasal dari Kota Suizhou, Provinsi Hubei, Tiongkok.

"Saya memesan tiket kereta dan bersiap untuk melakukan perjalanan ke Tibet selama liburan Festival Musim Semi," tutur Zhang mengenang.

Dia bahkan mengunjungi Wuhan yang diyakini sebagai pusat wabah dalam rangka untuk urusan bisnis dan membeli beberapa barang yang mungkin ia butuhkan di Tibet sebelum keberangkatannya.

Baca Juga: Rumah Ambruk saat Hujan di Tasikmalaya, Bocah 12 Tahun Rela Terluka demi Lindungi Adiknya

Ketika kereta meninggalkan Wuhan pada 22 Januari lalu, dia mengharapkan perjalanan yang indah di daerah terpencil dan misterius.

"Saya tidak menyadari apa situasinya pada waktu itu, dan tidak tahu kuatnya penularan virus dari manusia ke manusia," katanya.

Zhang tidak merasa keluhan sakit selama di kereta. Kemudian dalam perjalanan itu dia baru tahu Kota Wuhan telah dalam status lockdown, titik itulah yang membuat dia menyadari wabah itu menjadi serius.

Baca Juga: Empat Ruang Kelas Rusak, SD di Tasikmalaya Pinjam Tenda BPBD untuk Belajar Siswa

Dia tiba di Lhasa yang merupakan ibukota Tibet pada 24 Januari lalu dengan kedatangannya bertepatan menjelang Tahun Baru Cina. Tak berselang lama, ia pun mulai mengalami gejala batuk, demam, dan sakit otot hanya dalam satu hari.

Kemudian dia memeriksa suhu badan secara mandiri dan mendapati badannya bersuhu 38,1 derajat Celcius. Atas fakta itulah, ia memutuskan untuk pergi ke rumah sakit.

Zhang dipastikan telah terinfeksi virus corona pada 29 Januari. Kemunculan Zhang menjadi kasus pertama dan satu-satunya yang dikonfirmasi di Tibet.

Baca Juga: Singkirkan Korea Selatan dan Jadi Juara Grup A, Tim Putra Indonesia Tetap Kena Sentil Susy Susanti

"Saya mengalami beberapa mimpi buruk malam itu, bermimpi bahwa saya tidak memiliki harapan terhadap virus mematikan itu. Saya merasa sangat tertekan dan sangat kesal," katanya.

Namun demikian, staf medis memberinya perawatan yang cermat hingga mendorongnya untuk melawan virus dengan memberikan konseling psikologis.

Selama menjalani belasan hari dalam ruang perawatan Zhang tetap ingat pada Kepala Perawat Sonam Yangjen yang merupakan seorang warga Tibet. Perawat Sonam memberitahunya kabar baik tentang semakin banyak pasien yang disembuhkan yang dilaporkan di seluruh negeri, sehingga staf medis lainnya juga terus berbicara dengan dan mendorongnya.

Baca Juga: Lama Dinantikan, Drama Korea 'Arthdal Chronicles' Season Kedua Akhirnya Diproduksi

"Tidak masalah dari mana Anda berasal, Anda adalah pasien saya. Kami akan melakukan yang terbaik untuk menyembuhkan Anda," tutur Hua Demi sebagai Kepala Tim Ahli yang merawat Zhang.

Zhang pun mengatakan amat tersentuh saat perawat memeriksanya di bangsal pukul 3 pagi dan dokter mengambil risiko terinfeksi oleh virus dan bersikeras untuk merawatnya.

Lebih dari ratusan staf medis dari berbagai kelompok etnis berpartisipasi dalam perawatan Zhang dan perawatan itu didasarkan pada kondisi Zhang dan iklim dataran tinggi yang unik, sehingga rumah sakit menyusun jadwal terapi yang disesuaikan untuknya.

Baca Juga: Lama Dinantikan, Drama Korea 'Arthdal Chronicles' Season Kedua Akhirnya Diproduksi

Berkat upaya itu, nafsu makan Zhang membaik seminggu yang lalu. Kepala perawat membawakannya kaldu yak tradisional buatan rumah untuk memuaskan rasa laparnya. Kemudian akhirnya, Zhang dipulangkan dari rumah sakit setelah perawatan 18 hari sekitar pukul 02:30 Rabu siang, 12 Februari 2020.

"Saya dengan tulus berterima kasih kepada para dokter, perawat, dan orang-orang Tibet," katanya.

"Setelah menerima perawatan, suhu pasien telah kembali normal selama 14 hari, dan dua tes asam nukleat memiliki hasil negatif,"tutur Puncog Zhaxi, Direktur Rumah Sakit Rakyat Ketiga di Tibet.

"Sesuai dengan skema diagnosis dan pengobatan pneumonia virus corona di negara Tiongkok dan konsultasi dengan tim ahli, pasien telah memenuhi standar penyembuhan dan dapat dikeluarkan dari rumah sakit," kata Puncog Zhaxi.

Namun demikian, hingga Selasa lalu di Tibet belum melaporkan kasus atau kematian baru atau dugaan yang disebabkan oleh virus selama 13 hari berturut-turut.***

Editor: Gugum Rachmat Gumilar

Sumber: Xinhua


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x