Baru Dua Kali Makan dalam Sepekan, Inilah Kisah Pilu Anak Tiongkok yang Terpisah dari Keluarga karena Virus Corona

- 31 Januari 2020, 15:00 WIB
ILUSTRASI seorang remaja berkebutuhan khusus di Tiongkok terpaksa ditinggalkan sendirian dirumah.*
ILUSTRASI seorang remaja berkebutuhan khusus di Tiongkok terpaksa ditinggalkan sendirian dirumah.* //Pixabay/ stevepb

PIKIRAN RAKYAT - Hingga saat ini, situasi di Tiongkok masih kisruh dengan adanya wabah virus corona. Pemerintah Tiongkok pun dibuat ketar-ketir dengan sampainya virus itu ke banyak negara lain.

Tak hanya menenangani warga yang terjangkit virus corona hingga menyebabkan kematian, Pemerintah Tiongkok juga harus menunda Kejuaraan Atletik Indoor yang rencananya akan digelar beberapa bulan mendatang.

Negeri Tirai Bambu ini harus dengan terpaksa batal menggelar ajang kejuaraan bergengsi internasional ini selama satu tahun.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Jumat 31 Januari 2020: Taurus Harus Tetap Fokus dan Leo Bukanlah Multitasker

Kota Wuhan dimana virus itu berasal, kini diisolasi dan warga yang berada didalamnya terjebak tak bisa ke mana-mana. Semua layanan transportasi publik di Wuhan diberhentikan dan ditutup sementara.

Di tengah fenomena yang membuat dunia merasa ngeri ini, muncul sebuah kisah yang memilukan yang datang dari sebuah desa di Provinsi Hubei, Tiongkok.

Diketahui seorang bocah lelaki yang mengidap cerebal palsy ditinggalkan di rumahnya seorang diri oleh seluruh kerabatnya akibat adanya wabah virus corona.

Baca Juga: Muncul Terduga Pengidap Virus Corona, Pemkot Tasikmalaya Minta Warga Tak Panik

Lelaki berusia 17 tahun itu mengidap keadaan dimana terdapat kecacatan motorik yang dapat memengaruhi gerakan, postur, tonus otot, dan bicara.

Seperti dikutip Pikiran-Rakyat.com dari situs The Sun, lelaki bernama Yan Cheng ditemukan sedang duduk tak berdaya diatas kursi rodanya pada Rabu, 29 Januari 2020 kemarin.

Bukan tanpa alasan ditinggalkan seorang diri, ayah dan saudara lelakinya yang berusia 11 tahun harus dikarantina di sebuah tempat penampungan yang berjarak 15 mil dari rumahnya.

Baca Juga: Angkat Tema Kesehatan Mental Remaja, Berikut Sinopsis 3 Drama Korea yang Ceritanya Menguras Emosi

Sang ayah dan adiknya menderita demam dan diduga menderita virus corona tersebut. Enam hari setelah kepergiaan ayah dan saudara lelakinya tersebut membuat Yan Cheng tak bisa berbuat banyak. 

Yan Cheng ditinggalkan sendirian di rumah dengan keadaannya yang serba terbatas karena menderita kelumpuhan otak yang menyebabkan semua anggota tubuhnya tidak dapat digerakan.

Karena sang ayah dan adiknya tidak dapat keluar dari karantina maka ia menggunggah sebuah pesan di platfrom media sosial Weibo.

Baca Juga: Diduga Alami Baby Blues, Seorang Ibu di Selandia Baru Cekoki Bayinya dengan Minuman Keras

Unggahannya tersebut sampai pada pihak pejabat desa. Meski informasi tersebut sampai ke perangkat desa, Yan Cheng hanya baru diberi makan dua kali selama kurun hampir sepekan setelah ayahnya pergi diisolasi.

Cerita Yan Cheng tersebut juga mengundang rasa kemanusiaan organisasi yang berfokus terhadap anak-anak penderita cerebal palsy.

Komunitas tersebut mengunggah kembali sebuah foto yang menunjukkan Yan Cheng yang sedang duduk di kursi roda. Akhirnya, Yan Cheng ditemui oleh kerabat lainnya, yaitu sang bibi.

Baca Juga: Jual Pil Hexymer, Anggota Satpol PP Tasikmalaya Terancam Denda Rp 1 Miliar

Namun, kesehatan bibinya pun memburuk karena penyakit yang dideritanya, akhirnya Yan Cheng tetap sendirian dirumah dengan keadaanya yang lumpuh dan kesulitan berbicara.

Kisah Yan Cheng hanya satu dari sekian banyak cerita pilu warga di Tiongkok akibat mewabahnya virus corona yang dapat mematikan ini.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: The Sun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x