Ia menuturkan bahwa DNA purba sangat berharga sehingga para peneliti mampu mengetahui adanya kehidupan pada zaman dahulu.
Secara genetik, wanita yang terindentifikasi lewat gumpalan permen karet tersebut memiliki kemiripan dengan pemburu dari daratan Eropa.
Penelitian juga mengungkap bahwa gadis yang mengunyah permen karet memiliki kulit tubuh dan rambut yang gelap, serta mata yang biru.
Tak hanya fisik yang mampu terindentifikasi, namun peneliti mengatakan bahwa makanan terakhir yang dimakan sang gadis mungkin bebek dan hazelnut.
Selanjutnya, peneliti memberikan nama konstruksi wajah sang gadis yaitu Lola. Hal ini dikarenakan gumpalan permen karet tersebut ditemukan di pulau Lolland yang hidup sekitar 3.700 SM.
Baca Juga: Jelang Laga Kedua Kualifikasi R2 ACL 2020, Bali United Kunjungi KJRI Melbourne
Peneliti juga mengungkap bahwa permen karet yang dikunyah oleh wanita tersebut terbuat dari birch pitch, sebuah zat hitam-cokelat yang terbuat dari kulit kayu birch.
Tak hanya sebagai permen karet, pitch juga menjadi lem yang digunakan pemburu untuk membuat alat buruan dan sebagai sikat gigi prasejarah.
Gumpalan permen karet yang ditemukan mengandung 40 jenis mikroba, sehingga peneliti mampu mengkontruksi jelas gambaran sang gadis.