Mereka menggunakan data dari empat sumber, yakni data kasus Covid-19 nasional yang dilaporkan ke NICD, laboratorium sektor publik, satu lab sektor swasta besar, dan data genom untuk spesimen klinis yang dikirim ke NICD dari laboratorium diagnostik swasta dan publik di seluruh negeri.
Para peneliti menemukan risiko masuk rumah sakit kira-kira 80 persen lebih rendah bagi mereka yang terinfeksi Omicron dibandingkan dengan Delta.
Sedangkan bagi mereka yang dirawat di rumah sakit, risiko penyakit parah kira-kira 30 persen lebih rendah.
Baca Juga: Begini 'Keterlibatan' Meghan Markle dalam Kasus Pelecehan Seksual Pangeran Andrew
Namun, mereka memasukkan beberapa peringatan dan memperingatkan agar tidak berkesimpulan tentang karakteristik intrinsik Omicron.
“Sulit untuk menguraikan kontribusi relatif dari tingkat kekebalan populasi sebelumnya yang tinggi versus virulensi intrinsik yang lebih rendah terhadap keparahan penyakit yang diamati lebih rendah,” jelas mereka.
Paul Hunter, seorang profesor kedokteran di Universitas Inggris East Anglia, menggambarkan studi Afrika Selatan sebagai penting.
Ia menambahkan bahwa hal itu adalah studi pertama yang dilakukan dengan benar yang muncul dalam bentuk pra-cetak pada masalah keparahan Omicron versus Delta.
Namun Hunter mengatakan kelemahan utamanya adalah membandingkan data Omicron dari satu periode dengan data Delta dari periode sebelumnya.