"Misalnya, kami tidak memiliki data tentang respons imun seluler yang sekarang mungkin mendorong efektivitas vaksin. Ini adalah asumsi penting yang hilang dalam pemodelan," sambungnya.
Baca Juga: Christian Eriksen Putus Kontrak dengan Inter Milan karena Masalah Jantung
Beberapa kesimpulan berbeda dengan data yang muncul dari Afrika Selatan, di mana vaksin bertahan dengan baik terhadap penyakit parah dan kematian saat ini.
"Ada sejumlah besar ketidakpastian dalam perkiraan model ini dan kami hanya bisa yakin tentang dampak booster terhadap Omicron ketika kami memiliki satu bulan lagi data tentang jumlah dan kematian ICU rawat inap," ujarnya.
Data yang dianalisis oleh Imperial College didasarkan pada 333.000 kasus, termasuk 122.062 Delta dan 1.846 yang dikonfirmasi sebagai varian virus corona Omicron melalui sekuensing genom.***