Baca Juga: BMKG: Gempa 7.5 Magnitudo dengan Kedalaman 12 Km Terjadi di NTT, Ada 2 Kali Gempa Susulan
Pengambilalihan itu menyusul serangan militer yang cepat di Afghanistan dan pelarian rahasia yang tiba-tiba dari Presiden Ashraf Ghani yang didukung AS.
PBB memperingatkan bahwa hampir 23 juta orang, sekitar 55 persen dari populasi Afghanistan, menghadapi tingkat kelaparan yang ekstrem.
Hampir sembilan juta orang berisiko kelaparan saat musim dingin berlangsung di negara miskin yang terkurung daratan itu.
Muttaqi juga mengakui kemarahan dunia atas pembatasan yang diberlakukan Taliban pada pendidikan anak perempuan dan wanita dalam angkatan kerja.
Baca Juga: BMKG Keluarkan Peringatan Dini Tsunami Pasca Gempa Magnitudo 7,5 di Sulawesi
Di banyak bagian Afghanistan, siswa sekolah menengah perempuan antara kelas tujuh dan 12 tidak diizinkan pergi ke sekolah sejak Taliban mengambil alih, dan banyak pegawai negeri perempuan diperintahkan untuk tinggal di rumah.
Pejabat Taliban mengatakan mereka perlu waktu untuk membuat pengaturan yang dipisahkan gender di sekolah dan tempat kerja yang memenuhi interpretasi mereka.
Ketika pertama kali memerintah dari 1996 hingga 2001, Taliban melarang anak perempuan dan perempuan dari sekolah dan kantor.
Mereka juga melarang perempuan pergi ke sebagian besar hiburan dan olahraga dan kadang-kadang melakukan pembunuhan di depan banyak orang di stadion.