Network
PR TASIKMALAYA - Kroasia memperketat aturan perjalanan dengan membatasi kedatangan dari beberapa negara karena varian baru virus corona atau Covid-19.
Upaya Kroasia dalam mencegah infeksi itu diaktakan oleh Menteri Dalam Negeri Davor Bozinovic kepada wartawan pada Jumat, 26 November 2021.
Langkah itu akan segera diberlakukan secara resmi oleh pemerintah Kroasia pada Jumat malam.
"Kami akan melarang kedatangan dari beberapa negara atau memberlakukan karantina selama 14 hari dengan pengujian wajib," kata dia.
Baca Juga: Sebut Vanessa Angel Sosok yang Manja, Mayang Sebutkan Penyesalan ini: Susah karena ...
Aturan itu nantinya berlaku pada kedatangan dari Afrika Selatan, Botswana, Eswatini, Lesotho, Zimbabwe, Namibia dan Hong Kong.
Negara-negara di Asia dan Eropa diketahui tengah bergegas memperketat pembatasan setelah varian baru Covid-19 ditemukan di Afrika Selatan.
Sementara, para ilmuwan masih mempelajari varian yang pertama kali ditemukan awal pekan ini.
Meski begitu, kabar tersebut bahkan sudah mengguncang pasar keuangan, dengan saham-saham di Asia mengalami tekanan terbesar dalam tiga bulan dan harga minyak jatuh lebih dari 3 persen.
Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Penyanyi Opick Tutup Usia? Simak Faktanya
Inggris bahkan telah melarang sementara penerbangan dari Afrika Selatan, Namibia, Botswana, Zimbabwe, Lesotho dan Eswatini.
Negara itu juga meminta warganya yang datang dari negara-negara tersebut untuk menjalani karantina terlebih dahulu.
Singapura juga sama, di mana negara itu mengatakan akan membatasi kedatangan dari Afrika Selatan dan negara-negara sekitarnya sebagai langkah pencegahan.
Italia bahkan memberlakukan larangan masuk bagi pendatang yang telah mengunjungi sejumlah negara Afrika dalam 14 hari terakhir.
Baca Juga: Muncul 3 Kasus Covid-19, Ratusan Penerbangan di Shanghai Dibatalkan
Pemerintah Jerman juga akan menetapkan Afrika Selatan sebagai area varian virus.
Sementara Jepang memperketat kendali perbatasan bagi pendatang dari Afrika Selatan dan lima negara Afrika lain, menurut laporan media.
Dan, ada beberapa negara lain yang juga melakukan upaya yang kurang lebih sama.***
