Baca Juga: Vanessa Angel dan Bibi Ardiansyah Punya Peninggalan yang Belum Terkuak? Tom Liwafa: Ada Beberapa ...
Kemudian menyetujui Min Aung Hlaing pada bulan April 2021 lalu untuk sebuah kesepakatan yang mencakup pembicaraan dengan pemimpin sipil yang digulingkan dan ditahan Aung San Suu Kyi.
Akan tetapi, militer gagal menindaklanjuti kesepakatan tersebut, dan ASEAN membalas dengan melarang Min Aung Hlaing menghadiri pertemuan puncaknya.
Keputusan tersebut belum pernah terjadi sebelumnya untuk sekelompok negara yang menekankan non-intervensi pada urusan dalam negeri dan memiliki rekam jejak buruk mereka sendiri tentang demokrasi.
Sebagai informasi, negara Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Brunei yang menolak tawaran China untuk memasukkan Min Aung Hlaing dalam KTT China-ASEAN.
Diplomat Indonesia mengatakan bahwa sikapnya hanya sebagai seorang tokoh “non-politik” yang boleh mewakili Myanmar di KTT ASEAN.
Josh Kurlantzick, rekan Asia Tenggara di Dewan Hubungan Luar Negeri mengatakan jika dirinya tidak menganggap lobi China untuk dimasukkannya Min Aung Hlaing pada KTT sebagai tanda bahwa Beijing sedang memanas dengan pemerintahan militer di Myanmar.
"Dia menggambarkan perebutan kekuasaan militer di Myanmar sebagai 'bencana bagi sebagian besar Beijing'," katanya.
“Saya rasa China sangat tidak senang dengan situasi di Myanmar, dan ingin bekerja dengan ASEAN untuk mencoba mengembalikan Myanmar ke sesuatu yang dekat, pada akhirnya, ke status pra-kudeta, yang jauh lebih baik bagi China,” sambung Josh Kurlantzick.***