Bahkan sebelum Taliban mengambil alih pada Agustus, banyak pekerja sektor publik mengatakan mereka belum dibayar selama berminggu-minggu.
Setelah Taliban mengambil alih kekuasaan, miliaran dolar dana pemerintah Afghanistan yang berada di luar negeri, Amerika Serikat dan Eropa, dibekukan.
Pemerintah asing tidak mau mendanai pemerintahan yang dipimpin Taliban. Lembaga keuangan global juga menghentikan pendanaan.
Baca Juga: Rayakan Ulang Tahun Anak dengan Cara Sederhana, Ernest Prakasa: Kurang-kurangin Cekcoknya Ya
Sebelumnya diadakan pertemuan pada Kamis antara utusan khusus Jerman dan Belanda dan pejabat Taliban di Kabul.
Utusan tersebut menyatakan kesediaannya untuk menjajaki pembayaran pekerja sektor kesehatan dan pendidikan secara langsung melalui organisasi internasional.
Namun, tidak jelas apakah pengumuman Taliban hari ini terkait dengan hal pertemuan antara utusan tersebut.
Baca Juga: Ayu Aulia Ceritakan Hidupnya Menjadi Pelakor, Denny Sumargo Kaget: Kamu Serius?
Juru bicara Taliban lainnya, Inamullah Samangani, mengatakan di Twitter pada Sabtu bahwa pendapatan harian dari pemerintahan Taliban telah meningkat setiap hari.
"Kementerian keuangan mengatakan bahwa dalam 78 hari kerja terakhir dalam tiga bulan terakhir, kami telah menghasilkan pendapatan sekitar 26,915 miliar Afghani (Rp4,1 triliun)," katanya.