AS Tolak Permintaan Taliban untuk Cairkan Aset Afghanistan yang Dibekukan

- 20 November 2021, 20:46 WIB
Ilustrasi bendera AS. Amerika Serikat tolak mencairkan aset bank sentral Afghanistan.
Ilustrasi bendera AS. Amerika Serikat tolak mencairkan aset bank sentral Afghanistan. /Unsplash/Nik Shuliahin

PR TASIKMALAYA - Amerika Serikat (AS) pada Jumat menolak permintaan Taliban untuk mencairkan aset Afghanistan yang dibekukan.

AS menegaskan bahwa pemerintah baru di Kabul, Taliban, harus "mendapatkan" legitimasi terlebih dahulu jika ingin aset tersebut dicairkan.

Telah lama pula AS menjelaskan bahwa jika Taliban mengklaim kekuasaan dengan kekuatan militer daripada bernegosiasi dengan pemerintah yang didukung AS sebelumnya, bantuan non-kemanusiaan yang penting akan dipotong.

Hal itu ditegaskan kembali oleh Perwakilan Khusus AS untuk Afghanistan, Thomas West, dalam sebuah pernyataan di Twitter.

Baca Juga: Jujur ke Irfan Hakim, Lesti Kejora Tak Ingin Wajah Calon Anak Mirip Dirinya: Soalnya...

"Itulah yang terjadi," kata West, dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Times of India.

"Legitimasi dan dukungan harus diperoleh dengan tindakan untuk mengatasi terorisme, membentuk pemerintahan yang inklusif, dan menghormati hak-hak minoritas, perempuan dan anak perempuan - termasuk akses yang sama ke pendidikan dan pekerjaan," jelasnya.

Dalam sebuah surat terbuka pada Rabu, Taliban meminta Kongres AS untuk mencarikan atau melepaskan aset Afghanistan yang dibekukan setelah pengambilalihan negara itu pada Agustus.

Baca Juga: Jessica Iskandar dan Vincent Verhaag Umumkan Kehamilan, Pendeta Andre Talabessy Kaget: Cepat Amat...

AS menyita hampir $9,5 miliar (sekitar Rp135,5 triliun) aset milik bank sentral Afghanistan. Ekonomi Afghanistan yang bergantung pada bantuan juga telah runtuh.

Akibatnya Taliban tidak mampu membayar pegawai negeri selama berbulan-bulan dan perbendaharaan tidak mampu membayar impor.

Menteri Luar Negeri Taliban Amir Khan Muttaqi mengatakan dalam surat itu bahwa tantangan terbesar yang dihadapi Afghanistan adalah ketidakamanan keuangan, dan memperingatkan bahwa gejolak ekonomi di dalam negeri dapat menyebabkan masalah di luar negeri.

Baca Juga: Andrew Garfield Tak Menyangkal Hadir di Spider-Man: No Way Home: Kita Semua Akan Tahu..

West mengatakan bahwa Afghanistan sudah dalam kesulitan ekonomi dan kemanusiaan yang mengerikan sebelum pengambilalihan Taliban.

Hal itu karena perang bertahun-tahun, kekeringan dan pandemi Covid-19.

"AS akan terus mendukung rakyat Afghanistan dengan bantuan kemanusiaan," katanya, seraya mengatakan $474 juta (Rp6,7 triliun) telah diberikan tahun ini.

Baca Juga: 3 Sajian Ini Dapat Membantu Anda Membakar Lemak, Salah Satunya Teh Hijau

AS juga melakukan segala upaya untuk membantu PBB dan aktor kemanusiaan untuk memenuhi kebutuhan musim dingin,

"Kami akan melanjutkan diplomasi yang jelas dan jujur ​​dengan Taliban," tambahnya.***

Editor: Al Makruf Yoga Pratama

Sumber: Times of India


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah