PR TASIKMALAYA - Tiongkok himpun semua data dari ponsel milik warga Uighur untuk tekankan kontrol sosial dan politik.
Dominasi teknologi milik Tiongkok digunakan sebagai alat mengintimidasi keberadaan warga Uighur.
Hal itu membuat Komisi Kongres Amerika Serikat untuk Tiongkok mengadakan sidang untuk membahas perlakuan Tiongkok terhadap warga Uighur.
Adapun tujuan kongres tersebut mengkritisi pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dan penggunaan teknologi oleh Tiongkok untuk mengawasi gerak-gerik warga Uighur.
Baca Juga: Cegah Deforestasi Hutan Amazon, Elon Musk Siap Bangun Pusat Internet SpaceX di Brasil!
Ketua komisi bernama Jeff Merkley mengatakan jika Tiongkok telah membatasi privasi dan HAM warga Uighur menggunakan teknologi.
Teknologi milik Tiongkok telah disalahgunakan oleh rezim otoriter sebagai upaya pengendalian populasi dan kebebasan berekspresi warga Uighur.
Sebagaimana diketahui, Tiongkok merupakan negara yang melakukan pengawasan paling ketat di dunia.
Baca Juga: Prediksi Dormund vs Stuttgart di Bundesliga 20 November 2021, Kedua Tim Diterpa Badai Cidera
Pengawasan Tiongkok menggunakan teknologi meliputi kecerdasan buatan, blockchain, serta komputasi awan.
Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Radio Free Asia, Tiongkok telah mengumpulkan sejumlah besar data ponsel, komputer pribadi, dan kamera keamanan (CCTV).
Kurang lebih selama bertahun-tahun, Tiongkok melakukan penangkapan terhadap warga Uighur.
Baca Juga: Tabiat Buruk Teuku Ryan Mulai Nampak, Ria Ricis Kesal atas Kesalahan Suami: Astagfirullah
Tidak hanya itu, Tiongkok secara sewenang-wenang membatasi warga Uighur untuk melakukan ibadah keagamaan mereka.
Dengan teknologi yang semakin canggih, Tiongkok semakin masif memantau warga Uighur dengan drone pengintai, kamera pengenal wajah, pemindaian ponsel, dan penjagaan polisi yang semakin ekstensif.
Tiongkok diketahui telah menangkap sebanyak 1,8 juta warga Uighur semenjak 2017.
Baca Juga: Ria Ricis Disebut Jual Rumah Setelah Nikah, Teuku Ryan Tepis Tudingan hingga Akui Karena Sosok Ini
Akan tetapi, Tiongkok menolak mengakui telah melakukan diskriminasi kepada warga Uighur.
Padahal jelas jika terdapat oknum petugas Tiongkok yang melakukan penganiayaan terhadap warga Uighur yang disekap di dalam kamp pengasingan. ***