Fumio Kishida akan Gantikan Posisi Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga Usai Menangkan Suara Partai

- 29 September 2021, 21:50 WIB
Berhasil memenangkan suara partai, mantan menteri luar negeri Fumio Kishida dipastikan akan menggantikan Yoshihide Suga sebagai PM Jepang.
Berhasil memenangkan suara partai, mantan menteri luar negeri Fumio Kishida dipastikan akan menggantikan Yoshihide Suga sebagai PM Jepang. /Instagram.com/@fumio_kishida

PR TASIKMALAYA- Pada Rabu, 29 September 2021, Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa di Jepang memilih mantan menteri luar negeri Fumio Kishida sebagai pemimpin.

Atas kemenangan suara partai ini, Fumio Kishida menempatkan diri untuk menjadi Perdana Menteri (PM) Jepang berikutnya menggantikan Yoshihde Suga.

Fumio Kishida, sentris bersuara lembut itu mengalahkan kepala vaksin populer Taro Kono dalam perlombaan yang luar biasa ketat untuk menggantikan PM Jepang Yoshihide Suga.

Baca Juga: Jeng Nimas Sebut Lesti Kejora dan Rizky Billar Terlalu Mengejar Cuan hingga Melupakan Nama Baik

Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari laman CNA, PM Yoshihide Suga memutuskan untuk mundur setalah hanya satu tahun menjabat.

Fumio Kishida mengalahkan Taro Kono, mantan menteri pertahanan dan luar negeri, dalam pemilihan putaran kedua.

Sementara itu, dua pesaing wanita, Sanae Takaichi, dan Seiko Noda keluar setelah putaran pertama.

Baca Juga: Ngefans Berat pada Arya Saloka, Zaskia Sungkar Teriak Histeris hingga Minta Ayu Dewi Lakukan Hal ini

Sebagai informasi, pemenang jajak pendapat partai hampir pasti menjadi perdana menteri pada sesi parlemen pada 4 Oktober karena mayoritas LDP di majelis rendah.

"Pemilihan pimpinan LDP telah berakhir. Mari kita semua menghadapi pemilihan majelis rendah dan majelis tinggi sebagai satu kesatuan," kata Fumio Kishida.

"Krisis nasional kita terus berlanjut. Kita harus terus bekerja keras dalam penanganan virus corona dengan tekad yang kuat, dan kita perlu menyusun paket stimulus puluhan triliun yen pada akhir tahun ini," katanya.

Baca Juga: Beberkan Alasan Rizky Billar dan Lesti Kejora Lakukan Pernikahan Siri, Ahli Kartu Tarot: Mereka Memikirkan ...

Kishida diperkirakan akan membentuk Kabinet baru dan merombak eksekutif LDP pada awal Oktober.

Mengutip eksekutif LDP, media lokal melaporkan, bahwa majelis rendah kemungkinan akan dibubarkan pada pertengahan Oktober, dengan pemilihan umum 7 November atau 14 November.

Sementara itu, pemilihan umum dijadwalkan pada 28 November.

Baca Juga: Ramalan Horoskop 30 September 2021: Libra, Scorpio dan Sagitarius, Kabar Baik Menghiasi Hari

Tahun lalu, faksi LDP berkumpul di sekitar Suga setelah Abe berhenti setelah hampir delapan tahun masa jabatannya, dengan alasan kesehatan yang buruk.

Tetapi peringkat Suga merosot karena penanganannya terhadap pandemi, mendorongnya untuk mengumumkan kepergiannya.

Sementara Kono memiliki jumlah tertinggi dalam jajak pendapat publik, Kishida memiliki citra yang lemah tetapi basis dukungan yang lebih kuat dari anggota partai di parlemen.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Akankah Kamu Menikah dengan Orang Kaya? Cari Tahu Kemungkinannya dari Gambar Ini

Kemenangan Kishida tidak mungkin memicu perubahan besar dalam kebijakan karena Jepang berupaya mengatasi Tiongkok yang asertif dan menghidupkan kembali ekonomi yang dilanda pandemi, dengan perlunya fokus pada pengurangan kesenjangan pendapatan.

Dia mengatakan bahwa "Abenomics" Abe, yang berusaha memperbaiki keuangan yang rusak dengan mencapai pertumbuhan yang tinggi dan meningkatkan pendapatan pajak, tidak menghasilkan manfaat yang berkurang.

Konsolidasi fiskal akan menjadi pilar utama kebijakan Kishida, di masa lalu ia menyuarakan keraguan atas kebijakan ultra-longgar Bank of Japan, dengan mengatakan pada 2018 bahwa stimulus tidak dapat bertahan selamanya.

Baca Juga: Siap Jadi Ratu Inggris Berikutnya, Kate Middleton Disebut Pengamat Sudah Ambil Langkah Terakhir

Dengan ekonomi yang menderita akibat pandemi, Kishida berbalik arah dengan mengatakan BOJ harus mempertahankan stimulus besar-besaran.

Dia mengusulkan paket pengeluaran lebih dari 30 triliun yen, menambahkan bahwa Jepang kemungkinan tidak akan menaikkan tarif pajak penjualan dari 10 persen "selama sekitar satu dekade".***

Editor: Arman Muharam

Sumber: CNA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah