Ini Reaksi Rusia Setelah Taliban Berkuasa di Afghanistan

- 20 Agustus 2021, 17:26 WIB
Ilustrasi. Beginilah reaksi Rusia setelah Taliban resmi mengambil alih kekuasaan eksekutif di negara Afghanistan.
Ilustrasi. Beginilah reaksi Rusia setelah Taliban resmi mengambil alih kekuasaan eksekutif di negara Afghanistan. /Pixabay/Motorolla

PR TASIKMALAYA – Kelompok Taliban berhasil mengambil alih pemerintahan Afghanistan di bawah Presiden Ashraf Ghani, hal itu pun mendapat reaksi dari Rusia.

Ashraf Ghani sendiri melarikan diri ke luar negeri, dan negara kawasan di sekitar Afghanistan di Asia Tengah turut bereaksi atas kejadian tersebut.

Salah satunya, reaksi dari negara adidaya di dunia, Rusia.

Baca Juga: Unggah Potret Kebersamaannya dengan Ayu Ting Ting, Umi Kalsum: Doa Ibu Ayah Selalu Buat Kamu

Menurut Donald N. Jensen, Direktur Institut Perdamaian Amerika Serikat (United States Institute of Peace), reaksi Rusia atas Taliban yang mengambil alih kekuasaan eksekutif di Afghanistan adalah suatu kejutan.

Hal itu juga menandakan bahwa saingan utama Rusia dalam perebutan hegemoni politik di dunia, Amerika Serikat (AS) telah gagal di Afghanistan.

Senator Rusia Aleksey Pushkov menyebutkan bahwa hal tersebut merupakan balasan untuk AS untuk perihal ‘balas dendam sejarah’ atas ‘modernitas dan globalisme’.

Baca Juga: Tak Hanya Rizky Billar, 3 Artis Berikut Beri Mas Kawin Mewah Bahkan Ada yang Rp40 Miliar

Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari laman United State Institute of Peace pada Jumat, 20 Agustus 2021 pengamat politik internasional menilai kegagalan AS di Afghanistan sama dengan yang pernah terjadi dengan Uni Soviet di dekade akhir 1980-an.

Peristiwa yang pernah menimpa Rusia di masa Uni Soviet itu juga memberikan pelajaran berharga bagi mereka ketika memutuskan untuk menarik mundur pasukan dari Suriah.

Pengamat politik Rusia, Konstantin Remchukov menilai kebijakan AS di bawah Joe Biden menarik mundur pasukan dari Afghanistan belum tentu mempengaruhi politik luar negeri mereka.

Baca Juga: Bukan Pangeran Philip, Rupanya Sosok Ini yang Jadi Cinta Pertama Ratu Elizabeth II!

AS masih akan menjadi pimpinan dalam menanggulangi masalah terorisme di dunia.

Namun, menarik diri dari ikut campur tangan dalam suatu rezim di negara yang nilai-nilai demokrasinya belum tertanam secara mumpuni.

Masih Remchukov, dia menilai bahwa Afghanistan akan terus memainkan peranan penting dalam kalkulasi politik AS, terutama ketika harus menghadapi kekuatan China di kawasan.

Baca Juga: Siap Langsingkan Kerajaan Inggris, Pangeran Charles Bakal ‘Tendang’ Pangeran Harry Keluar

Pakar Rusia lainnya, Fedor Lukyanov berpendapat hal tersebut merupakan pertanda AS sedang menuju tahap ‘isolasionisme’ dengan tidak mau terlibat lebih jauh di Afghanistan.

Rusia lewat pemerintah pusat di Kremlin sudah lama mengkhawatirkan gerakan kelompok ekstremis di Afghanistan.

Salah satu pejabat teras Rusia sudah melakukan kontak dengan Taliban baru-baru ini. Mereka bersedia untuk bekerja sama, namun, dengan catatan Taliban harus bisa mengontrol ‘perilakunya’.

Baca Juga: Tes Psikologi: Pipa Mana yang Alirkan Air Lebih Cepat? Jawabannya Ungkap Tipe Kejeniusan Anda

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyatakan pihak Kremlin tidak mau terburu-buru mengakui Taliban sebagai penguasa eksekutif yang baru di Afghanistan.

Di sisi lain, Duta Besar Rusia untuk Afghanistan Zhirov menyatakan bahwa Kedutaan Besar negeri beruang merah di negeri itu terjamin keamanannya.***

Editor: Aghnia Nurfitriani

Sumber: United State Institute of Peace


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah