Kecam Joe Biden yang Putuskan Tentara AS Tinggalkan Afghanistan, Donald Trump: Silakan Mundur!

- 16 Agustus 2021, 14:54 WIB
Donald Trump minta Joe Biden mundur jadi Presiden AS.
Donald Trump minta Joe Biden mundur jadi Presiden AS. /Kolase foto Instagram/@potus dan Pixabay/Gerd Altmann

PR TASIKMALAYA – Kemarin, 15 Agustus 2021, kelompok militan Taliban berhasil menguasai istana kepresidenan Afghanistan sekaligus ibu kotanya, Kabul.

Makit menguatnya Taliban di Afghanistan dianggap Donald Trump sebagai akibat dari kesalahan yang dibuat oleh presiden Amerika Serikat (AS) saat ini yaitu Joe Biden.

Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Express, Taliban sudah berhasil menguasai Afghanistan selang dua minggu sejak Presiden Joe Biden menyuruh seluruh tentara AS untuk pulang begitu saja.

Baca Juga: Denny Darko Sebut Penanganan Covid-19 di Indonesia 100 Kali Lebih Sulit dari Brunei Darussalam, Kenapa?

Tentara AS dilaporkan akan mundur secara bertahap dari Afghanistan hingga batas tanggal maksimal yang ditentukan oleh Presiden Joe Biden yaitu 31 Agustus 2021.

Sebelum Presiden Joe Biden menyuruh tentara mundur, pasukan bersenjata Amerika Serikat diketahui sudah berada di Afghanistan untuk memerangi Taliban selama dua dekade terakhir.

Tidak setuju dengan keputusan Presiden Joe Biden yang tiba-tiba saja memulangkan para tentara AS yang sedang bertugas di Afghanistan, Donald Trump pun tidak melewatkan kesempatannya untuk melontarkan sindiran.

Baca Juga: Hampir Setiap Hari Kerja, Amanda Manopo Buka-bukaan Soal Tanggungan hingga Sempat Terlilit Utang

Kritik kepada Presiden Joe Biden dibuat Donald Trump melalui email yang dikirimkannya kepada para pendukung setianya

“Sudah waktunya bagi Joe Biden untuk mundur dengan anggun setelah ia membiarkan Afghanistan begitu saja. Ditambah angka kasus Covid-19 yang terus bertambah dan perekonomian kita yang memburuk,” ucap Donald Trump.

Sindiran Donald Trump untuk menyerang Presiden Joe Biden ini dinilai sebagian orang tidak pantas.

Baca Juga: Denny Darko Sebut Penanganan Covid-19 di Indonesia 100 Kali Lebih Sulit dari Brunei Darussalam, Kenapa?

Sebab perjanjian dengan Taliban soal tentara AS akan mundur dari Afghanistan memang sudah ditandatangani di Doha, Qatar pada tahun lalu atau tepatnya saat Donald Trump masih menjabat sebagai presiden Amerika Serikat.

Kesepatakan dibuat dengan janji bahwa setelah tentara AS mundur, Taliban akan gantian menjaga Afghanistan.

Berdasarkan perjanjian yang ditandatangani tahun lalu, seluruh tentara AS seharusnya sudah dipulangkan dari Afghanistan sejak bulan Mei tahun ini.

Baca Juga: Hampir Setiap Hari Kerja, Amanda Manopo Buka-bukaan Soal Tanggungan hingga Sempat Terlilit Utang

Akan tetapi setelah Joe Biden resmi menggantikan Donald Trump, maka tanggal kepulangan tentara AS dari Afghanistan pun jadi diundur.

Dan sejak tentara AS perlahan-lahan meninggalkan Afghanistan, kelompok militan Taliban bukannya melindungi negara seperti yang pernah mereka janjikan.

Melainkan lebih seperti ingin menguasai negara.

Baca Juga: 9 Bulan Syuting Ikatan Cinta, Amanda Manopo: Akhir-akhir ini yang Paling Terberat Buat Gue ...

Di mata Donald Trump, keputusan Joe Biden telah membuat Amerika Serikat malu.

“Ini akan jadi kekalahan terbesar Amerika dalam sejarah!” ucap Donald Trump.

Menurut mantan presiden berusia 75 tahun tersebut, projek pemulangan tentara Amerika dari Afghanistan akan jauh lebih berhasil jika seandainya dilakukan di bawah pengawasannya.

Baca Juga: Bandingkan Penanganan Covid-19 di Indonesia dengan Brunei Darussalam, Denny Darko: Sebenarnya ...

Kegagalan ini menurut Donald Trump seharusnya cukup untuk membuat Joe Biden malu dan segera mundur dari jabatannya sebagai presiden Amerika Serikat saat ini.

Presiden Joe Biden sendiri tidak mau repot-repot menanggapi ocehan Donald Trump.

Tanggapan justru datang dari sekretaris negara yaitu Antony Blinken yang menyebut Joe Biden sama sekali tidak gagal karena tujuan utama dari misi tentara AS di Afghanistan sudah tercapai.

“Kita (tentara AS) pergi ke Afghanistan 20 tahun lalu dengan satu tujuan yaitu untuk menindak orang-orang yang terlibat dalam penyerangan 9 September. Dan misi itu telah sukses terselesaikan,” jelas Antony Blinken untuk membela keputusan Presiden Joe Biden.***

Editor: Al Makruf Yoga Pratama

Sumber: Express


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah