Akibat Varian Delta, WHO: Keberhasilan yang Diperoleh dengan Susah Payah Sedang dalam Bahaya

- 31 Juli 2021, 09:39 WIB
WHO menyebut bahwa varian Delta menjadi perhatian besar karena mudah menulir, yang membuat keberhasilan atasi pandemi dalam bahaya.
WHO menyebut bahwa varian Delta menjadi perhatian besar karena mudah menulir, yang membuat keberhasilan atasi pandemi dalam bahaya. /Pixabay/Tumisu

PR TASIKMALAYA – Varian Delta penyebab Covid-19 semakin menyebar di dunia, terutama, CDC AS, pada yang tidak divaksinasi.

Senada dengan hal itu, WHO pada Jumat, 30 Juli 2021, juga mengatakan bahwa dunia berisiko kehilangan keberhasilan yang diperoleh dengan susah payah dalam memerangi Covid-19 akibat varian Delta.

Hal itu disebabkan varian Delta yang sangat menular menyebar, meskipun menurut badan kesehatan dunia itu, vaksin yang disetujui WHO tetap efektif.

Baca Juga: Dokumen Milik CDC Amerika Serikat Memuat Data Covid-19 Varian Delta yang Disebut Lebih Menular dan Berbahaya

CDC AS sebelumnya telah menggambarkan varian Delta dari virus Corona menular seperti cacar air dan memperingatkan itu dapat menyebabkan penyakit parah.

“Infeksi Covid-19 telah meningkat 80 persen selama empat minggu terakhir di sebagian besar wilayah di dunia,” kata direktur jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, seperti dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Reuters.

Kematian di Afrika, di mana hanya 1,5 persen dari populasi yang divaksinasi, naik 80 persen dibandingkan periode yang sama.

Baca Juga: Akui Masih Miliki Kelemahan pada Vokal, V BTS Ungkap Kerja Kerasnya Berlatih Demi Lagu Butter

"Keberhasilan yang diperoleh dengan susah payah sedang dalam bahaya atau hilang, dan sistem kesehatan di banyak negara sedang kewalahan," kata Tedros dalam konferensi pers.

Varian Delta telah terdeteksi di 132 negara dan menjadi strain global yang dominan, menurut WHO.

"Vaksin yang saat ini disetujui oleh WHO semuanya memberikan perlindungan yang signifikan terhadap penyakit parah dan rawat inap dari semua varian, termasuk varian Delta," kata pakar darurat top WHO, Mike Ryan.

Baca Juga: Gamer Fortnite Terkenal RaulZito Ditangkap Karena Tuduhan Melakukan Serangan Seksual pada Anak-anak

"Kita memerangi virus yang sama tetapi virus itu telah berubah menjadi lebih cepat dan lebih baik beradaptasi untuk menular di antara kita manusia, itulah perubahannya," katanya.

Maria van Kerkhove, pimpinan teknis WHO untuk Covid-19, mengatakan varian Delta adalah yang paling mudah menyebar sejauh ini.

Sekitar 50 persen lebih mudah menular daripada strain leluhur SARS-CoV-2 yang pertama kali muncul di Tiongkok pada akhir 2019.

Baca Juga: Tak Hanya Diberi Waktu 20 Menit, Siapkan Juga Surat Vaksinasi Covid-19 Ketika Ingin Makan di Luar

Beberapa negara telah melaporkan peningkatan tingkat rawat inap, tetapi tingkat kematian yang lebih tinggi belum tercatat dari varian Delta.

Sementara itu, Jepang mengatakan akan memperluas keadaan darurat ke tiga prefektur di dekat kota tuan rumah Olimpiade Tokyo dan prefektur barat Osaka.

Hal itu dilakukan ketika kasus Covid-19 melonjak di ibu kota dan di seluruh negeri, membayangi Olimpiade Musim Panas.

Baca Juga: Bocoran Drakor Nevertheless Episode 7: Yoo Na Bi Di Antara Park Jae Eon dan Yang Do Hyuk, Bakal Pilih Siapa?

Ryan mencatat bahwa Tokyo telah mencatat lebih dari 3.000 kasus dalam 24 jam terakhir, di antara sekitar 10.000 infeksi baru di Jepang.

"Olimpiade adalah bagian dari konteks keseluruhan dan manajemen risiko yang terjadi di sekitar Olimpiade sangat komprehensif," katanya.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah