PR TASIKMALAYA – Sebanyak 2 orang atlet dan seorang staf Olimpiade Tokyo kembali dinyatakan positif Covid-19, hanya beberapa hari sebelum upacara pembukaan.
Pejabat setempat mengatakan bahwa 2 pesepakbola Afrika Selatan dan seorang analis video telah dites positif terpapar Covid-19 di Tokyo Olympic Village atau Desa Olimpiade Tokyo.
Penemuan kembali kasus Covid-19 di desa Olimpiade itu semakin meningkatkan kekhawatiran munculnya klaster baru.
Baca Juga: 4 Makanan yang Baik untuk Kesehatan Anak dan Tingkatkan Kekebalan Tubuh
Kasus-kasus tersebut semakin menambah kekhawatiran warga setempat di tengah gelaran Olimpiade 2020, yang sempat mengalami penundaan selama satu tahun.
Meskipun Olimpade Tokyo pada akhirnya akan tetap digelar, sebagian besar publik Jepang masih menentang acara pertandingan olahraga multicabang terbesar di dunia itu.
Menurut tim Afrika Selatan, pesepakbola Thabiso Monyane dan Kamohelo Mahlatsi dan analis Mario Masha diisolasi setelah dites positif Covid-19.
Baca Juga: Ungkap Ciri Kepribadian Baik dan Buruk Shio Harimau dan Naga, Menurut Astrologi Berikut Ini!
Selain itu, mereka menambahkan bahwa seluruh delegasinya telah mengikuti aturan anti virus Corona.
"Mereka telah diuji pada saat kedatangan, setiap hari di Desa Olimpiade dan mematuhi semua tindakan wajib," kata sebuah pernyataan, dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Channel News Asia.
Pelatih rugby sevens Afrika Selatan Neil Powell juga dinyatakan positif dan diisolasi di kota tempat timnya berlatih.
"Hasil positif menunjukkan bahwa tes PCR pada orang-orang ini dilakukan selama masa inkubasi infeksi, yaitu bagaimana mereka bisa negatif di Afrika Selatan dan kemudian positif di Jepang," kata kepala petugas medis Phatho Zondi.
Penyelenggara sebelumnya mengatakan dua atlet dan seorang anggota staf pendukung mereka telah menjadi kasus pertama di Desa Olimpiade, tanpa mengidentifikasi nama-nama penderita.
Selain itu, 55 kasus terkait dengan Olimpiade telah ditemukan bulan ini, termasuk pada empat orang atlet.
Para atlet dan tim dari berbagai negara terbang ke Jepang untuk Olimpiade yang tertunda akibat pandemi.
Desa Olimpiade, kompleks apartemen dan ruang makan di Tokyo, akan menampung 6.700 atlet dan ofisial pada puncaknya saat Olimpiade berlangsung.
Sementara itu, Olimpiade Tokyo sebagian besar akan diadakan secara tertutup untuk mencegah infeksi.
Begitupun dengan Tokyo yang tetap dalam keadaan darurat virus Corona dan telah berjuang melawan peningkatan tajam kasus Covid-19.
Pejabat Olimpiade berkata mereka berusaha untuk mengecilkan risiko kesehatan dari Olimpiade, yang berlangsung dalam kondisi anti-Covid-19 yang ketat dengan atlet yang diuji setiap hari.
"Percampuran dan persilangan populasi sangat terbatas. Kami menjaga risiko ke tingkat minimum absolut," kata direktur eksekutif Olimpiade Christophe Dubi.
Baca Juga: Jelang Pelonggaran Pembatasan di Inggris, Perdana Menteri Boris Johnson Lakukan Isolasi Mandiri
"Kami dapat memastikan bahwa transmisi antara berbagai kelompok hampir tidak mungkin," tandasnya.***