Langka Pasokan Vaksin Covid-19, Anak Muda Korea Selatan ‘Perang Jempol’ Demi Satu Dosis

- 17 Juli 2021, 05:42 WIB
Ilustrasi - Anak muda di Korea Selatan 'perang jempol; demi mendapatkan vaksin Covid-19 yang mulai langka.
Ilustrasi - Anak muda di Korea Selatan 'perang jempol; demi mendapatkan vaksin Covid-19 yang mulai langka. /Pixabay/fernandozhiminaicela

PR TASIKMALAYA – Kasus Covid-19 di Korea Selatan akhir-akhir ini terus meningkat hingga menyebabkan kelangkaan pasokan vaksin.

Korban utama dari langkanya pasokan vaksin Covid-19 di Korea Selatan tak lain adalah golongan anak muda.

Demi mendapatkan sisa vaksin Covid-19, anak muda di Korea Selatan dari golongan pelajar dan mahasiswa harus rela ‘perang jempol’.

Baca Juga: Heboh Video Syur dengan Gisel di Beberapa Kota, Nobu: Berharap Badai Ini Cepat Berlalu

Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Reuters, ‘perang jempol’ menjadi aktivitas sehari-hari anak muda di Korea Selatan akhir-akhir ini.

Salah satu mahasiswi S2 bernama Kim Hyun Jin berada di garis terdepan soal urusan ‘perang jempol’ demi mendapatkan sisa vaksin Covid-19 yang mungkin saja tidak dipergunakan oleh penduduk di sekitar pemukimannya.

Diakui Kim Hyun Jin (32) kepada Reuters, dirinya sudah lebih dari 10 hari sibuk memencet layar ponselnya.

Baca Juga: Di Tengah Kesibukan sebagai Wakil Bupati Bandung, Sahrul Gunawan Tetap Rajin Olahraga Malam

Akan tetapi tetap saja tidak ada sisa vaksin Covid-19 yang bisa ditemukan di peta daring yang setiap detik dipantaunya.

“Rasanya seperti perang,” jelas Kim kepada Reuters sembari memperlihatkan peta daring yang tampak di layar ponselnya.

Di peta tersebut terlihat jelas tidak ada lagi vaksin Covid-19 yang tersisa di sebelah selatan Seoul, Korea Selatan.

Baca Juga: Soal PPKM Darurat, dr. Tirta: Terlalu Memihak, Harusnya Warga yang Penghasilannya Harian Diberi Tunjangan

“Tidak pernah mendapatkannya meski seberapa kerasnya kamu memencet layar. Dan aku merasa marah juga putus harapan. Buang-buang waktu,” lanjut Kim.

Kim Hyun Jin merupakan satu dari sekian banyak anak muda Korea Selatan yang merasa dianaktirikan oleh pemerintah dalam urusan pemberian vaksin Covid-19.

Sebab pemerintah lebih memprioritaskan lansia yang dinilai rentan terhadap penyakit Covid-19.

Baca Juga: Inul Daratista dan Vicky Burki Bertemu, Keduanya Miliki Hobi yang Sama, Apakah Itu?

“Aku tidak akan melakukan ini (perang jempol) jika seandainya pemerintah punya cukup pasokan vaksin. Meningkatnya angka infeksi juga tidak akan terjadi,” keluh Kim.

Keluhan yang menyalahkan pemerintah ini pun ditulis banyak anak muda Korea Selatan di Kopas, forum daring untuk mahasiswa.

Di Kopas, banyak mahasiswa menuduh pemerintah Korea Selatan gagal mengamankan dosis vaksin Covid-19 hingga berakhir mengorbankan anak muda yang sebenarnya sama-sama rentan di mata pandemi ini.

Baca Juga: Lesti Kejora Bongkar 'Kata' Pertama Saat Bertemu Rizky Billar, Irfan Hakim: Mereka Sama-sama Sakit

Menjawab keluhan dan tuduhan anak muda Korea Selatan, pada Rabu, 15 Juli 2021, deputi kebijakan perawatan kesehatan Lee Ki Il mengatakan bahwa pasokan vaksin Covid-19 akan mulai berdatangan di bulan Agustus.

Serta pemerintah sudah menjadwalkan pemberian vaksin Covid-19 kepada semua orang yang layak termasuk golongan anak muda di akhir bulan September nanti.

Berdasarkan laporan Reuters pada Jumat, 16 Juli 2021, ada sebanyak 30 ribu warga Korea Selatan yang mendapatkan vaksin Covid-19 per harinya.

Baca Juga: Ungkap Karakter Rizky Billar Soal Uang, Gong Li: Dia Suka Hambur-hamburin Duit Buat...

Di awal bulan Juni, per harinya ada lebih dari 850 ribu warga mendapatkan jatah vaksin.

Penurunan angka pemberian vaksin Covid-19 kepada warga Korea Selatan merupakan dampak dari langkanya pasokan vaksin.

Tidak hanya di Korea Selatan saja tetapi juga dunia.

Baca Juga: Komentari Unggahan Romantis Donna Agnesia dan Darius Sinathrya, Ivan Gunawan: Pengen Tidur Ada yang Foto

Per Kamis, 15 Juli 2021, hanya sebanyak 31,1 persen dari seluruh warga Korea Selatan layak vaksin yang sudah divaksin dosis pertama.

Angka ini lebih rendah 60 persen jika dibandingkan dengan jumlah penerima vaksin di negara-negara maju lainnya seperti Singapura dan Inggris.

Lonjakan kasus Covid-19 di Korea Selatan selama ini oleh pemerintah disalahkan kepada golongan anak muda dan bukan karena masalah pembagian vaksin yang tidak merata.

“Sangat mengesalkan dan tidak adil ketika pemerintah terus menyalahkan kami terkait penyebaran virus. Padahal tidak ada caranya bagi kami untuk mendapatkan vaksin,” ucap Nam Yu Ra, anak muda Korea Selatan yang ikutan ‘perang jempol’ tetapi tidak kebagian jatah vaksin Covid-19.***

Editor: Al Makruf Yoga Pratama

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah