Profesor Oxford Matthew Snape yang mengepalai penelitian Com-COV mengatakan bahwa hasil penelitian ini membuktikan fleksibilitas terhadap pemberian vaksin.
“Hasilnya jelas menunjukkan respon antibodi dan T-cell terlihat bagus gegara jadwal campuran yang dibuat,” ucap Profesor Matthew Snape kepada awak media.
Akan tetapi Profesor Matthew Snape menyebutkan hasil ini belum cukup luas untuk dipergunakan sebagai acuan dari jadwal kombinasi vaksin yang lain.
“Tapi perlu penelitian lanjutan, kecuali memang ada alasan sebaliknya dari penelitian yang sudah dibuktikan,” lanjut Profesor Matthew Snape terkait pemberian vaksin yang sama sesuai jadwal yang sudah terbukti berdasarkan uji klinis.
Sementara itu, respon antibodi yang kuat juga ditunjukkan oleh pemberian dua dosis vaksin Pfizer ketimbang mereka yang menerima dua dosis vaksin AstraZeneca.
Baca Juga: Tanggal Resepsi Tepat di Hari Ulang Tahun Lesti Kejora, Rizky Billar Akan Berikan Kado Momongan?
Jika vaksin Pfizer diberikan setelah satu dosis AstraZeneca, maka respon T-cell terkuat pun akan terbentuk di dalam tubuh penerima.
Vaksin Pfizer setelah AstraZeneca lebih kuat jika dibandingkan dengan urutan pemberian sebaliknya.
Hasil ini didapatkan setelah meneliti 830 partisipan dengan jarak waktu empat minggu dari pemberian vaksin dosis pertama ke kedua.