Harapan Joe Biden Atas Terpilihnya Naftali Bennett Sebagai PM Israel Baru

- 14 Juni 2021, 11:20 WIB
Naftali Bennett terpilih sebagai Perdana Menteri Israel baru, Presiden Amerika Serikat beri dukungan penuh.
Naftali Bennett terpilih sebagai Perdana Menteri Israel baru, Presiden Amerika Serikat beri dukungan penuh. /Kolase dari Instagram.com/@naftalibennett/@joebiden

PR TASIKMALAYA – Rekor 12 tahun Benjamin Netanyahu sebagai Perdana Menteri Israel berakhir pada Minggu, 13 Juni 2021.

Perdana Menteri Israel selanjutnya akan dijabat oleh nasionalis Naftali Bennett.

Terpilihnya Naftali Bennett sebagai Perdana Menteri Israel, memang mengejutkan banyak pihak.

Baca Juga: Euro 2021: Alami Kualifikasi Penuh Dramatis, Berikut Profil Timnas Slovakia di Euro 2021

Bahkan Naftali Bennett diduga mustahil untuk menjadi Perdana Menteri Israel.

Meski demikian, ribuan orang di Tel Aviv menyambut gembira atas terpilihnya Naftali Bennett yang menggantikan Benjamin Netanyahu.

Terpilihnya Naftali Bennett sebagai Perdana Menteri Israel, disambut baik oleh Presiden Amerika Serikat, Joe Biden.

Baca Juga: Kode Redeem CODM 'Call of Duty Mobile' Hari Ini 14 Juni 2021, Klaim Sharp Edges Crate!

Joe Biden berharap, terpilihnya Naftali Bennett sebagai Perdana Menteri Israel, dapat membuat hubungan yang dekat dan langgeng di antara kedua negara tersebut.

Joe Biden bahkan menyatakan komitmennya bahwa Pemerintah Amerika Serikat akan bekerjasama penuh dengan Pemerintah Israel.

“Pemerintahan saya berkomitmen penuh untuk bekerja dengan pemerintahan Israel yang baru untuk memajukan keamanan, stabilitas, dan perdamaian bagi Israel, Palestina, dan orang-orang di seluruh wilayah yang lebih luas,” tutur Joe Bieden seperti yang dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Reuters pada Senin, 14 Juni 2021.

Baca Juga: Ghaza Sebut Anak Sulung Aa Gym Bentak Teh Ninih: Saya Tidak Habis Pikir

Sebelumnya, Netanyahu dikenal publik sebagai pemimpin terlama di Israel.

Netanyahu menjabat sebagai Perdana Menteri Israel sejak tahun 2009, setelah masa jabatan pertama dari tahun 1996 hingga tahun 1999.

Bahkan, Netanyahu menggunakan status globalnya untuk menolak seruan negara Palestina.

Baca Juga: Hampir Jatuh di Puncak Bromo, Atta Halilintar Kesal pada Aurel Hermansyah: Kamu Udah Nggak Sayang Lagi?

Netanyahu menilai, Palestina menjadi ancaman yang membahayakan bagi Israel.

Lawan-lawannya telah lama mencerca apa yang mereka lihat sebagai retorika memecah belah Netanyahu.

Taktik politik licik, dan pendudukan kepentingan negara demi keberlangsungan politiknya sendiri.

Baca Juga: Euro 2021: Melangkah dengan Mudah Saat Kualifikasi, Berikut Profil Timnas Polandia 2021 dan Fakta Uniknya

Berikutnya, Naftali Bennett kembali menyuarakan seruan Netanyahu agar Amerika Serikat tidak kembali ke pakta nuklir 2015 antara Iran dan kekuatan dunia.

Sebagaimana diketahui sebelumnya, hal tersebut telah dibatalkan oleh pemimpin Amerika Serikat yaitu Joe Biden, bahkan Donald Trump.

“Pembaruan perjanjian nuklir dengan Iran adalah kesalahan, kesalahan yang akan kembali memberikan legitimasi kepada salah satu rezim paling gelap dan kejam di dunia,” kata Naftali Bennett.

Baca Juga: Ayu Dewi Mengaku Pasang Peredam Ditubuhnya, Nagita Slavina ke Luna Maya: Pantesan Tebel ya

Naftali Bennett bahkan menegaskan, bahwa Israel tidak akan membiarkan Iran melengkapi dirinya dengan senjata nuklir.

Selain itu, menurut Naftali Bennett, Israel akan menjalin hubungan baik dengan Demokrat Amerika Serikat dan Republik.***

Editor: Arman Muharam

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x