Kembali Meradang, Donald Trump Sebut Pemilu AS 2020 sebagai ‘Kejahatan Abad Ini’

- 16 Mei 2021, 16:40 WIB
Donald Trump kembali meradang hingga sebut pemilu AS 2020 yang dimenangkan oleh Joe Biden sebagai ‘kejahatan abad ini’.
Donald Trump kembali meradang hingga sebut pemilu AS 2020 yang dimenangkan oleh Joe Biden sebagai ‘kejahatan abad ini’. / /PIXABAY/Gerd Altmann/

PR TASIKMALAYA – Sudah lebih dari 100 hari sejak Joe Biden menjabat sebagai presiden Amerika Serikat lewat hasil pemilu AS 2020 yang sah.

Akan tetapi sepertinya mantan presiden Donald Trump masih saja belum bisa menerima kekalahannya dari Joe Biden.

Kembali meradang, Donald Trump kini menyebut pemilu AS 2020 sebagai ‘kejahatan abad ini’ pada hari Sabtu, 15 Mei 2021.

Baca Juga: Pakaiannya Saat Ucapakan Selamat Lebaran Dihujat Netizen, Iis Dahlia Marah: Sirik Lo Sama Baju Gue

Dilansir Tasikmalaya.Pikiran-Rakyat.com dari laman Huff Post pada 16 Mei 2021, Donald Trump kembali menyebut kemenangan pemilu AS 2020 telah direbut darinya.

Donald Trump mungkin masih belum jera.

Usai dilarang menggunakan Twitter dan Facebook, mantan presiden Amerika itu memutuskan untuk kembali menyuarakan protesnya lewat media sosial yang disebutnya sebagai ‘platform komunikasi’.

Baca Juga: Berhasil Daratkan Robot Penjelajah, Tiongkok Diprediksi akan Jadi Negara Pertama yang Mengorbit di Mars

Seperti biasa, protes yang dibuat Donald Trump tentunya akan menyindir orang lain.

Di postingan terbarunya, Donald Trump menyebut Pemimpin Senator Minoritas Mitch McConnell sebagai orang yang lemah dan menyedihkan.

Postingan yang menghina Senator Mitch McConnell itu ditulis Donald Trump setelah dirinya puas menghina mantan presiden di era kepemimpinannya yaitu Mike Pence.

Baca Juga: PM Israel Benjamin Netanyahu Bersumpah akan Terus Lancarkan Serangan Gaza Selama Diperlukan

Donald Trump menyebut Mike Pence sebagai si pengecut yang tidak berani memutarbalikan hasil pemilu AS 2020 yang dipenuhi kecurangan hingga berakhir dengan kemenangan Joe Biden.

“Kalau Pence dan McConnell berhasil menempatkan Trump sebagai pemimpin negara, saat ini kita akan memiliki presiden dari Partai Republik yang bisa mencegah paham sosialis masuk ke rapat konggres seperti perbatasan yang dibuka, pajak tinggi, aturan berlebihan, dan beragam hal lainnya!” tulis Donald Trump.

Disadari oleh Donald Trump atau tidak, faktanya di bawah kepemimpinan Presiden Joe Biden, belum ada putusan yang disebut ‘perbatasan yang dibuka’.

Baca Juga: Pilih Jenis Sepatu yang Anda Sukai Berikut Ini untuk Mengungkapkan Sifat Unik dalam Diri Anda

Pajak di Amerika Serikat juga sama sekali belum mengalami kenaikan.

Memang benar bahwa Presiden Joe Biden telah berencana untuk menaikan pajak korporasi dari 21 persen menjadi 25 hingga 28 persen.

Akan tetapi rencana ini dibuat Presiden Joe Biden dengan tujuan untuk menggagalkan rencana presiden sebelumnya yaitu Donald Trump yang menginginkan pajak korporasi diturunkan hingga sebesar 40 persen.

Baca Juga: Bandingkan Suara Amora Lemos dengan Aurel Hermansyah, Netizen: Mungkin KD Belajar Didik Anak yang Dulu Kurang

Masih belum jelas juga soal apa yang dimaksud Donald Trump dengan ‘aturan berlebihan’.

Tidak sekedar meluncurkan protes soal kebijakan Presiden Joe Biden, Donald Trump juga kembali membahas soal dirinya yang dicurangi lewat polling sebelum pemilu AS digelar tahun lalu.

Polling yang digelar sebelum pemilu AS merupakan semacam jejak pendapat yang ingin mengetahui siapakah calon presiden yang lebih disukai oleh warga Amerika saat itu.

Baca Juga: Puan Maharani Unggah Foto Salat Sejajar dengan Laki-laki, Warganet: Astagfirullah

Menurut Donald Trump, tahun lalu para pendukungnya sengaja tidak mengikuti polling tersebut lantaran kalau hasil persenan polling dirinya terlalu besar, nanti warga Amerika akan melihatnya sebagai si pemenang yang luar biasa.

Atau mungkin juga tidak ikut polling lantaran para pendukungnya berpikir hal tersebut cuma membuang-buang waktu saja.

Pernyataan terbaru dari Donald Trump soal pemilu AS 2020 ini tentu saja hanya membuat mantan presiden tersebut makin dipermalukan.

Baca Juga: 9 Istilah Dalam Konsep Aespa Ini WAJIB Banget Diketahui MY, Salah Satunya Black Mamba!

Faktanya, hasil pemilu AS 2020 yang asli telah membuktikan bahwa Donald Trump memang tidak mendapatkan cukup suara dari penggemarnya.

Akan tetapi Donald Trump malah bersikeras kalau hasil pemilu AS 2020 lalu telah membuat kesalahan di bagian perhitungan suara.

Dengan kembali meradangnya Donald Trump, kedudukan anggota konggres dari Partai Republik menjadi makin canggung.

Baca Juga: Lirik Lagu Sofia - Clairo yang Saat Ini Sedang Viral di TikTok

Hal ini lantaran beberapa anggota konggres dari Partai Republik sebelumnya sempat ikutan menyuarakan protes mereka soal Donald Trump yang dicurangi saat pemilu tahun lalu.

Akan tetapi kenyataannya, kecurangan yang disebut-sebut oleh Donald Trump malah hanya karangan fiksi semata.

“Sepertinya tidak ada lagi orang yang mempertanyakan keabsahan dari hasil pemilu,” komentar Pemimpin DPR Minoritas, Senator Kevin McCarthy soal protes terbaru dari Donald Trump.

Baca Juga: Peneliti Temukan Kandungan Obat 'Kuat’ yang Sangat Tinggi di dalam Sungai Han!

Beda dari komentar Senator Kevin McCarthy, beberapa anggota Partai Republik rupanya masih bersikeras mendukung Donald Trump.

Hari Rabu, 12 Mei 2021, anggota DPR memutuskan untuk mencopot jabatan Liz Cheney setelah dirinya menolak untuk mengakui kebohongan Donald Trump soal hasil pemilu AS 2020.

Sepertinya, dengan Donald Trump yang kembali meradang dan menyebut pemilu AS 2020 sebagai ‘kejahatan abad ini’, mungkin Joe Biden harus mempersiapkan diri untuk menghadapi lebih banyak serangan lainnya.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Huffington Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x