Tiongkok Catat Penurunan Jumlah Populasi Penduduk untuk Pertama Kalinya Sejak Tahun 1949

- 28 April 2021, 14:30 WIB
Ilustrasi bendera - Tiongkok catat penurunan populasi penduduk, pertama kalinya sejak 1949.*
Ilustrasi bendera - Tiongkok catat penurunan populasi penduduk, pertama kalinya sejak 1949.* /Pixabay/SW1994

PR TASIKMALAYA – Untuk pertama kalinya, Tiongkok dilaporkan mengalami penurunan populasi penduduk secara drastis sejak negara tersebut berubah bentuk menjadi Negara Repulik China pada tahun 1949 lalu.

Laporan penurunan populasi penduduk tersebut dibuat sendiri oleh pemerintah Tiongkok dan dilaporkan secara luas oleh media bernama Financial Times (FT).

Berdasarkan laporan yang dirilis FT, hasil sensus terakhir yang digelar di Tiongkok membuktikan terjadinya penurunan populasi penduduk sekitar 1,4 miliar jiwa.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Taurus, Gemini,Cancer dan Leo: Terkait Mengatasi Emosi hingga Menuangkan Ide Kreatif

Dilansir Tasikmalaya.Pikiran-Rakyat.com dari South China Morning Post (SCMP), FT belum bisa memastikan jumlah pasti dari berapa banyak penurunan populasi untuk pertama kalinya yang terjadi di Tiongkok tersebut.

Belum bisa dipastikan karena pemerintah Tiongkok sendiri belum secara resmi merilis hasil sensus penduduk mereka.

Seharusnya hasil sensus penduduk tersebut sudah dirilis pemerintah Tiongkok di awal bulan April ini.

Baca Juga: Soroti Peristiwa Penangkapan Munarman, Rocky Gerung: Tentu Terkait Habib Rizieq, FPI, dan Politik Islam

Menurut para ahli, penurunan jumlah populasi penduduk di Tiongkok dapat mengakibatkan pukulan besar bagi perekonomian Negeri Tirai Bambu tersebut.

Pandangan negara lain termasuk Amerika Serikat juga dinilai akan berubah setelah Tiongkok mengalami penurunan populasi penduduk.

“Para ahli ekonomi dan pejabat Amerika percaya kalau Tiongkok akan merajai perekonomian dunia serta menjadi pesaing terberat mereka. Namun sebenarnya, Tiongkok tidaklah sekuat itu,” jelas Fuxian Yi, peneliti senior dari Universitas Wisconsin-Madison sekaligus penulis dari buku berjudul Big Country with an Empty Nest.

Baca Juga: Nekat Putuskan Ukkasya Sunat di Usia Baru 21 Hari, Zaskia Sungkar: Irwansyah Hampir Nangis

Para ahli juga membeberkan kalau pemerintah Tiongkok selama ini telah berbohong soal jumlah penduduk mereka.

Sebenarnya, Tiongkok saat ini diduga sedang mengalami krisis jumlah penduduk yang dari tahun ke tahun kian menurun.

“Kalau datanya salah, kebijakan yang dibuat juga akan salah. Tiongkok mengalami penuaan parah,” komentar Fuxian Yi.

Baca Juga: Eks Sekum FPI Munarman Ditangkap, Fadli Zon Trending usai Sebut Densus Kurang Kerjaan?

Bulan lalu, salah satu peneliti terkemuka dari badan pemerintah Tiongkok menyebutkan kalau pemerintah pusat di Beijing akan memundurkan usia pensiun untuk para pekerja di Negeri Tirai Bambu.

Kebijakan ini membuktikan kalau Tiongkok saat ini sedang menghadapi krisis kekurangan penduduk yang berada di usia pekerja.

Selama empat dekade terakhir, aturan usia pensiun di Tiongkok belum pernah berubah yaitu 60 tahun untuk pria dan 55 tahun untuk wanita, terkecuali buruh wanita yaitu 50 tahun.

Baca Juga: Setelah Tampil Bersama, Rossa Blak-blakan Puji Yoyo Padi Reborn

Untuk mengatasi kelangkaan kelas pekerja, Partai Komunis Tiongkok juga telah mencabut larangan memiliki lebih dari satu anak per tahun 2015 lalu.

Diketahui bahwa aturan hanya boleh memiliki satu anak telah diberlakukan Partai Komunis Tiongkok sejak akhir tahun 70an.

Meski belum mengeluarkan pengakuan resmi, para ahli kini makin yakin kalau Pemerintah Tiongkok saat ini sedang dibuat pusing lantaran harus menghadapi krisis jumlah penduduk terutama di kelas pekerja.***

Editor: Al Makruf Yoga Pratama

Sumber: SCMP


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah