Pandangan negara lain termasuk Amerika Serikat juga dinilai akan berubah setelah Tiongkok mengalami penurunan populasi penduduk.
“Para ahli ekonomi dan pejabat Amerika percaya kalau Tiongkok akan merajai perekonomian dunia serta menjadi pesaing terberat mereka. Namun sebenarnya, Tiongkok tidaklah sekuat itu,” jelas Fuxian Yi, peneliti senior dari Universitas Wisconsin-Madison sekaligus penulis dari buku berjudul Big Country with an Empty Nest.
Baca Juga: Nekat Putuskan Ukkasya Sunat di Usia Baru 21 Hari, Zaskia Sungkar: Irwansyah Hampir Nangis
Para ahli juga membeberkan kalau pemerintah Tiongkok selama ini telah berbohong soal jumlah penduduk mereka.
Sebenarnya, Tiongkok saat ini diduga sedang mengalami krisis jumlah penduduk yang dari tahun ke tahun kian menurun.
“Kalau datanya salah, kebijakan yang dibuat juga akan salah. Tiongkok mengalami penuaan parah,” komentar Fuxian Yi.
Baca Juga: Eks Sekum FPI Munarman Ditangkap, Fadli Zon Trending usai Sebut Densus Kurang Kerjaan?
Bulan lalu, salah satu peneliti terkemuka dari badan pemerintah Tiongkok menyebutkan kalau pemerintah pusat di Beijing akan memundurkan usia pensiun untuk para pekerja di Negeri Tirai Bambu.
Kebijakan ini membuktikan kalau Tiongkok saat ini sedang menghadapi krisis kekurangan penduduk yang berada di usia pekerja.
Selama empat dekade terakhir, aturan usia pensiun di Tiongkok belum pernah berubah yaitu 60 tahun untuk pria dan 55 tahun untuk wanita, terkecuali buruh wanita yaitu 50 tahun.