Aksi kudeta militer mengakibatkan Myanmar masuk ke dalam krisis setelah sepuluh tahun melangkah menuju demokrasi.
Ekonomi Myanmar terpukul cukup parah karena aksi demonstrasi dimana-mana dan pemogokan pekerja di berbagai sektor.
Akibat itu peristiwa itu semua, ekonomi Myanmar terhenti secara total dan masuk ke dalam jurang krisis.
Demonstrasi yang berkepanjangan mengakibatkan pembatalan libur tahun baru selama lima hari yang dikenal sebagai Thinyan.
Para demostran rela membatalkan libur lima hari tahun baru mereka demi menegakkan keadilan.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Baru di India Kembali Melonjak Hingga 184.372 Kasus Sehari Pasca Festival Keagamaan
Aktivis pro-demokrasi fokus untuk terus menentang para jenderal militer yang merebut kekuasaan sah pemimpin mereka.
Asosiasi Bantuan Untuk Tahanan Politik mengatakan, bahwa pasukan militer telah membunuh setidaknya 715 pengunjuk rasa, sejak penggulingan Aung San Suu Kyi.
Perserikatan Bangsa-Bangsa mengungkap bahwa pihaknya khawatir terhadap kekerasan militer Myanmar terhadap para demonstran.