Dia juga telah berniat untuk membeli parang di pasar online Carousell dan akan menyiarkan langsung pembantaian yang direncanakannya.
"Dia meradikalisasi diri, termotivasi oleh antipati yang kuat terhadap Islam dan ketertarikan pada kekerasan," ujar ISD.
"Dia menonton video siaran langsung serangan teroris di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru dan membaca tentang manifesto penyerang, Brenton Tarrant," lanjutnya.
Selain itu, dikutip dari The Straits Times Singapura oleh PikiranRakyat-Tasikmalaya.com, ia pun telah menyaksikan video propaganda Islamic State in Iraq and Syria (ISIS).
"Dari video tersebut, ia memiliki kesimpulan bahwa ISIS mewakili Islam, dan bahwa Islam meminta pengikutnya untuk membunuh orang yang bukan penganutnya," ungkap ISD.
Menurut ISD, rencana dan persiapan pemuda tersebut sangat jelas dipengaruhi oleh tindakan Brenton.
Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Benarkah Air Kelapa Bisa Jadi Penangkal Racun Setelah Divaksinasi Covid-19?
Pertama, dia berencana untuk melakukan serangannya pada hari peringatan serangan Christchurch.
Ia juga telah melakukan pengintaian dan penelitian online di kedua masjid tersebut untuk mempersiapkan serangannya.