Prancis Tingkatkan Status Peringatan Kemanan Tertinggi Atas Aksi Teror yang Terjadi di Nice

30 Oktober 2020, 14:20 WIB
Bendera Prancis. /PIXABAY/RGY23

PR TASIKMALAYA – Pemerintah Prancis telah meningkatkan status peringatan keamanan tertinggi setelah adanya aksi teror yang menyebabkan seorang warga di Nice meninggal, pada Kamis, 29 Oktober 2020.

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com, Jumat, 30 Oktober 2020 dari Antara.

Seorang perempuan tewas terpenggal, dan dua orang lainnya meninggal dunia setelah diserang oleh tersangka seorang pelaku teror di gereja di Nice.

Baca Juga: LPPM IPB: Lebih Teliti dalam Konsumsi Tanaman Obat karena Tidak Semua Aman

Beberapa jam setelah serangan teror di Nice, polisi menembak mati seorang pria yang diduga mengancam pejalan kaki dengan pistol di Montfavet, di dekat Kota Avignon, Prancis.

Menurut stasiun radio Europe 1, dua pelaku menyerukan: "Allahu Akbar" (Allah Maha Besar, red) saat melakukan aksi teror.

Dalam kesempatan terpisah, sejumlah media memberitakan seorang pria berkebangsaan Arab Saudi telah ditangkap oleh aparat di Kota Jeddah, Arab Saudi, setelah ia menyerang dan menyebabkan seorang penjaga di Kantor Konsulat Prancis, terluka.

Baca Juga: Sebut Serangan di Nice sebagai Tindakan Terorisme, Donald Trump: Hati Kami bersama Rakyat Prancis

Pascainsiden pemenggalan, Wali Kota Nice, Christian Estrosi lewat unggahannya di Twitter mengatakan serangan itu merupakan aksi teror yang pernah terjadi di Gereja Notre Dam dan sama dengan serangan yang menyebabkan Samuel Paty, seorang guru asal Prancis, tewas pada bulan ini.

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dalam rilis Kemenlu RI, Indonesia mengecam aksi teror di Nice, Prancis pada tanggal 29 Oktober 2020 sekitar pukul 09.00 pagi waktu setempat, yang telah mengakibatkan 3 orang meninggal dan beberapa luka-luka.

Indonesia menyampaikan simpati, dan duka cita mendalam kepada korban dan keluarga korban.

Baca Juga: Guna Tingkatkan Kualitas Pariwisata Bali, Kemenparekraf Buat Program Revitalisasi Destinasi Wisata

Menyusul aksi kekerasan tersebut, KBRI Paris dan KJRI Marseille segera berkoordinasi dengan aparat setempat serta simpul-simpul WNI termasuk Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) untuk memastikan kondisi para WNI.

Hingga saat ini, tidak terdapat informasi adanya korban WNI dalam serangan tersebut.

Tercatat terdapat total 4.023 WNI yang menetap di Prancis, dan 25 orang di antaranya tinggal di Nice dan sekitarnya.***

Editor: Tita Salsabila

Sumber: KEMENLU ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler