Baru Melahirkan 22 Hari Sebelumnya, Istri Pejuang Azerbaijan Tewas Akibat Serangan Bom dari Armenia

30 Oktober 2020, 12:00 WIB
Ilustrasi bom. //Pixabay

PR TASIKMALAYA - Pertemupuran Azerbaijan dan Armenia hingga kini terus terjadi dan menyebabkan banyak korban berjatuhan.

Seperti yang dialami oleh seorang ibu yang baru melahirkan 22 hari lalu yang tewas akibat pertempuran tersebut. 

Ia meninggal dalam serangan bom cluster oleh Armenia di kota Barda Azerbaijan.

Baca Juga: Madrasah Raih 3 Juara Sekaligus dalam Lomba Konten APBN 2020 yang Digelar Menkeu

Perempuan yang  bernama Mirzaliyeva dan ayahnya, tewas Rabu dalam serangan itu saat mereka berencana untuk bertemu dengan seorang dokter.

Sementara suami Mirzaliyeva, Elcin Ismailov sedang berperang dengan tentara Armenia di garis depan Tartar ketika dia diberitahu tentang kematian tersebut.

"Saya melihat putri saya dan istri saya hanya satu hari, ketika saya datang mengunjungi mereka setelah lahir, kemudian saya kembali ke garis depan," kata Ismailov, yang telah memerangi pasukan Armenia sejak 27 September 2020.

“Kami melakukan perjalanan ke seluruh Azerbaijan untuk perawatan bayi tabung tahun lalu. Istri saya hamil dan kami memiliki seorang putri, sekarang berusia 22 hari. Sudah lima tahun kami menunggu momen itu,” tambahnya.

Baca Juga: Madrasah Raih 3 Juara Sekaligus dalam Lomba Konten APBN 2020 yang Digelar Menkeu

Ismailov mengatakan ia mengalami rasa sakit yang tak tertahankan karena putrinya tidak akan pernah mengenal ibunya.

“Apa dosanya sehingga pantas menerima ini?" tanya dia.

Sebanyak 21 warga sipil tewas dan 70 lainnya luka-luka dalam serangan Armenia di pusat kota.

Hubungan antara dua bekas republik Soviet itu tegang sejak 1991 ketika militer Armenia menduduki Karabakh Atas.

Baca Juga: Adaptasi Webtoon ‘The Secret of Angel', Drama ‘True Beauty’ Kenalkan Karakter Lalui Poster Baru

Empat resolusi Dewan Keamanan PBB dan dua dari Majelis Umum PBB, serta organisasi internasional, menuntut penarikan pasukan Armenia dari wilayah pendudukan.

Sekitar 20% wilayah Azerbaijan - termasuk Nagorno-Karabakh dan tujuh wilayah yang berdekatan - berada di bawah pendudukan Armenia secara ilegal selama hampir tiga dekade.

Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE) Minsk Group diketuai bersama oleh Prancis, Rusia, dan AS yang dibentuk pada tahun 1992 untuk menemukan solusi damai untuk konflik tersebut, tetapi tidak berhasil. Gencatan senjata, bagaimanapun, disetujui pada tahun 1994.

Baca Juga: Muncul Unggahan yang Mengaku sebagai Mantan Pacar Chanyeol EXO, SM Entertainment Angkat Suara

Sejak bentrokan meletus bulan lalu, Armenia berulang kali menyerang warga sipil dan pasukan Azerbaijan, bahkan melanggar tiga perjanjian gencatan senjata kemanusiaan sejak 10 Oktober.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Anadolu Agency

Tags

Terkini

Terpopuler