Punya Rudal Balistik Antarbenua Terbesar di Dunia, Korea Utara Pertontonkan Kekuatannya

11 Oktober 2020, 13:00 WIB
Rudal balistik antarbenua, Hwasong-15, terlihat pada parade militer yang menandai peringatan 70 tahun berdirinya Tentara Rakyat Korea di Lapangan Kim Il-sung di Pyongyang pada Februari 2018. (KCNA-Yonhap) /

PR TASIKMALAYA – Sabtu, 11 Oktober 2020 Korea Utara mempertunjukkan rudal balistik antarbenua yang sebelumnya tidak pernah terlihat pada parade militer.

Rudal tersebut merupakan senjata jarak jauh negara untuk pertama kalinya dalam dua tahun.

Bahkan, para analisis mengatakan bahwa rudal tersebut akan menjadi salah satu rudal balistik antarbenua (ICBM) terbesar di dunia jika dapat dioperasikan.

Baca Juga: Dukung Sumber Energi Ramah Lingkungan, PT PLN Luncurkan Program untuk Petani Bawang Merah

“Rudal ini adalah rudal monster,” ujar Melissa Hanham selaku Wakil Direktur Open Nuclear Network.

Selain itu, misil lainnya yang diterapkan adalah Hwangsong-15 yang merupakan rudal jarak jauh yang pernah diuji di Korea Utara, serta merupakan rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam (SLBM).

Namun, seorang pejabat senior pemerintah AS menyebut tampilan ICBM mengecewakan, bahkan meminta pemerintah untuk melakukan negosiasi untuk mencapai denuklirisasi total.

Baca Juga: Bertemu dengan Presiden Palestina, Israel Disebut Tak Bawa Pesan Khusus dari Pemerintahan Trump

Parade tersebut menampilkan rudal balistik Korea Utara untuk pertama kalinya sejak KIM melangsungkan pertemuan dengan para pemimpin internasional, termasuk di antaranya adalah Donald Trump pada tahun 2018.

“Kami akan terus membangun kekuatan pertahanan nasional dan pencegahan perang untuk membela diri,” ujar Kim.

Kim berjanji, bahwa kekuatan militer negaranya tidak akan digunakan secara prempetif.

Baca Juga: Tanggapi Soal Work From Home, BKN: ke Depannya Bisa Saja PNS Tidak Diperlukan Lagi

Selain itu, Kim menyalahkan sanksi internasional, topan, bahkan virus corona yang mencegahnya untuk memenuhi janji-janji kemajuan ekonomi.

“Saya malu karena tidak pernah bisa membayar Anda dengan layak atas kepercayaan Anda yang sangat besar. Upaya dan pengabdian saya, tidak cukup untuk membawa rakyat keluar dari mata pencaharian yang sulit,” ujarnya.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler