Ledakan di Beirut Memperparah Krisis Ekonomi Lebanon, Presiden Michel Minta Bantuan Internasional

8 Agustus 2020, 15:00 WIB
Kehancuran di Beirut, Lebanon. (AFP/Patrick Baz) /(AFP/Patrick Baz)

PR TASIKMALAYA - Ledakan di Pelabuhan Beirut, Lebanon semakin membuat negara tersebut terpuruk di tengah krisis ekonomi yang juga sedang dihadapinya.

Pandemi Covid-19 juga menjadi hal yang menyebabkan permasalahan seperti tingginya pengangguran juga krisis ekonomi yang timbul.

Ditambah ledakan yang menewaskan lebih dari 150 orang itu, dianggap bisa menimbulkan krisis ekonomi yang lebih parah.

Baca Juga: Minta Pengawasan dari Bawaslu, Mendagri Imbau Kampanye Pilkada 2020 Tidak Boleh Gelar Dangdutan

Bahkan Presiden Lebanon, Michel Auon, meminta bantuan dari dunia internasional.

Hal itu merujuk pada bantuan berbagai keperluan rumah sakit serta memperbaiki berbagai kerusakan di pelabuhan Beirut.

“Saya berterimakasih kepada seluruh masyarakat dunia yang mendukung Lebanon dan rakyatnya dalam situasi seperti ini. Saya juga mendorong mereka untuk mempercepat bantuan untuk membantu rumahsakit kami dan keluarga-keluarga yang terdampak. Serta, membantu kami untuk restore berbagai kerusakan di pelabuhan Beirut,” ujar Presiden Auon dalam konferensi pers.

Baca Juga: Bawa Pulang Warga India yang Terdampar Akibat Covid-19, Pesawat Boeing 737 Terbelah Menjadi Dua

Sementara itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron yang merupakan Pemimpin Negara pertama yang melakukan kunjungan ke Beirut juga ikut mengirim bantuan.

Pada Kamis, 6 Agustus 2020 Macron mengirimkan 3 pesawat dengan bantuan kesehatan dan 55 personil keamanan.

Ia menjanjikan akan melanjutkan memberikan bantuan, termasuk upaya membangun tempat tinggal bagi para korban selamat.

Sedangkan, di hari yang sama otoritas Lebanon telah menahan 16 petugas pelabuhan Beirut sebagai tahanan rumah, hingga proses penyelidikan ledakan selesai.

Baca Juga: Sempat akan Dijemput Paksa Pihak Kepolisian, Pengacara Djoko Tjandra Akhirnya Jalani Pemeriksaan

“Solidaritas akan berlanjut, untuk pengadaan bantuan seperti makanan, bantuan kesehatan, material gedung, untuk membantu ratusan ribu warga Lebanon yang tidak memiliki tempat tinggal,” ujar Macron, dikutip oleh PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs RRI.

Selain itu, Lebanon juga dihadapkan dengan terbataskan bangunan rumah sakit untuk merawat pasie Covid-19 juga pasien ledakan Beirut.

Di antaranya, bahkan ditempatkan di luar rumahsakit. Sedangkan, inflasi lebih dari 100 persen juga terjadi hingga saat ini yang diawali sejak Revolusi Oktober 2019.

Baca Juga: Tetapkan Target Perolehan Suara di Pilkada Solo 2020, Gibran: Pasti Menang, Harus 80 Persen ke Atas

Di mana sebelumnya nilai tukar 1 Dolar Amerika Serikat (USD) sebesar 1.515 Lebanese Pound (LBP). Saat ini nilai tukar 1 Dolar Amerika Serikat mencapai 7.400 LBP.

Sementara, kelangkaan pangan juga dikhawatirkan terjadi. Mengingat, 80 persen bahan pokok Lebanon merupakan komoditas impor dengan 70 persen diantaranya masuk melalui pelabuhan yang meledak tersebut.

Kini, sekitar 200 ribu korban selamat sayangnya harus kehilangan tempat tinggal.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler