Berani Bersaing dengan Trump, Langkah Kanye West untuk Calonkan Diri jadi Presiden AS akan Sulit

6 Juli 2020, 10:00 WIB
Rapper Kanye West.* /thenews.com.pk/

PR TASIKMALAYA - Pemilu Amerika serikat (AS) 2020 pada November 2020 mendatang menjadi isu hangat bagi publik saat ini.

Tak disangka, Rapper Amerika Kanye West, mengumumkan pada hari Sabtu 4 Juli 2020 bahwa ia akan mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2020.

Dalam hal ini, ia akan alami tantangan yang besar karena harus bersaing dengan Donald Trump dan calon dari partai Demokrat, Joe Biden yang juag pernah menjabat sebagai mantan Wakil Presiden AS sebelumnya.

Baca Juga: Geram dengan Kelakuan Netizen Indonesia Soal Guyonan Upin & Ipin, Warga Malaysia: Kami Membencinya!

“Kita sekarang harus mewujudkan janji Amerika dengan memercayai Tuhan, menyatukan visi kita dan membangun masa depan kita. Saya mencalonkan diri sebagai presiden Amerika Serikat," tulis West dalam unggahan di Twitter, menambahkan emoji bendera Amerika dan tagar #2020VISION.

Jika Kanye West serius mencalonkan diri sebagai presiden, rapper dan perancang busana Amerika ini akan menghadapi hambatan besar untuk melancarkan kampanye serius kurang dari empat bulan sebelum pemilihan presiden AS 3 November.

Ia harus bekerja cepat untuk mendapatkan namanya dalam pemungutan suara bersama dengan Presiden Donald Trump dan Joe Biden.

West dapat menjalani dua rute untuk melakukannya. Dia dapat mencoba mendapatkan dukungan dari partai politik yang lebih kecil.

Baca Juga: Kementan akan Produksi secara Massal Kalung Antivirus Corona, Tompi Sebut Keputusan itu Tak Bijak

Atau tanpa partai dan mencoba tampil sebagai kandidat independen. Hal itu disampaikan oleh James McCann, seorang ilmuwan politik di Purdue University di West Lafayette, Indiana.

Tetapi tenggat waktu untuk mendaftar seperti itu telah berlalu di beberapa negara bagian, termasuk New Mexico dan medan pertempuran utama North Carolina.

Mendapatkan surat suara sebagai calon independen juga akan membutuhkan staf atau merekrut sukarelawan untuk dengan cepat mengumpulkan puluhan ribu tanda tangan di seluruh negara sebelum periode pendaftaran lainnya ditutup pada bulan Agustus dan September.

Terlebih tugas saat ini menjadi lebih sulit oleh akibat adanya pandemi virus corona.

Baca Juga: Tiga Roket Misterius Meluncur dari Jalur Gaza, Jet Tempur Israel Dikerahkan Teror Langit Palestina

"Sulit melihat Kanye West melakukan operasi lapangan," kata McCann dikutip dari situs Reuters. 

Ia menambahkan bahwa opsi lain bagi West yakni meminta para pendukung untuk menuliskan namanya di surat suara.

Tidak jelas apakah West telah mengajukan dokumen resmi untuk tampil dalam pemungutan suara pemilihan negara ataukah belum.

West sebelumnya telah mengumumkan rencana untuk mencalonkan diri sebagai presiden tanpa melakukan hal itu.

Baca Juga: Virus Corona Bukan Satu-satunya Musibah yang Ada di Jawa Barat, DBD Kini Kian Merajalela

Pekan lalu dia memasuki kontrak 10 tahun dengan Gap Inc untuk menciptakan lini pakaian yang mengusung nama merek 'Yeezy'.

Sebelumnya dia pernah menjadi perbicangan terkait pidato kasarnya saat kunjungan ke Gedung Putih pada Oktober 2018.

Ia menyampaikan sumpah serapah di mana dia membahas alam semesta alternatif dan diagnosis gangguan bipolar.

Tiga minggu kemudian, dia berkata bahwa dia akan menjauhkan diri dari politik dan bahwa dia yakin telah terbiasa menyebarkan pesan yang tidak dia percayai.

Baca Juga: Bergerombol di Puncak Gunung Usai Dengar 'Geraman Naga', Para Ahli Klaim itu Suara Makhluk Kecil

Rapper Kanye West tersenyum selama pertemuan dengan Presiden AS Donald Trump untuk membahas reformasi peradilan pidana di Gedung Putih di Washington, AS, 11 Oktober 2018.

Larry Sabato, direktur Pusat Politik Universitas Virginia menagatakan, bahkan dengan kampanye yang serius saja, West tidak akan mungkin memperoleh lebih dari beberapa poin persentase suara

"Dia masih harus menempuh jalan panjang untuk meyakinkan kita bahwa dia serius," kata Sabato.

Kandidat terbaru untuk melakukan upaya signifikan dalam meluncurkan kampanye presiden beberapa bulan sebelum pemilihan adalah Evan McMullin, seorang mantan agen CIA yang mengumumkan tawarannya pada Agustus 2016.

Baca Juga: Sempat Hilang Misterius di Gunung Guntur, Afrizal: Saya Lihat Orang, Tapi Mereka Tidak Melihat Saya

McMullin hanya muncul pada pemungutan suara di 11 negara bagian, menerima 0,53% dari jumlah tersebut.

"Ada cara untuk lari sebagai orang luar tetapi sulit dan mahal, dan saya pikir West, atau orang lain, telah melewatkan peluang mereka untuk memiliki dampak yang berarti," kata Nathan Gonzales, editor Inside Elections, yang menyediakan analisis non-partisan.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler