Rekam Video Sebelum Bunuh Diri, Seorang Prajurit: Saya Meminta Bantuan Tapi Tak Ada yang Mendengar

28 Juni 2020, 12:50 WIB
SERSAN Korps Medis Angkatan Darat bertugas bersama SAS selama empat tahun dan dikreditkan karena menyelamatkan ratusan nyawa.* //Facebook

PR TASIKMALYA - Staf Sersan Jamie Ferguson (36) yang menyelamatkan ratusan nyawa dan seorang prajurit di berbagai pertempuran di Afghanistan dan Irak, menembak dirinya sendiri di sebuah pangkalan militer 11 hari yang lalu.

Ini adalah bunuh diri militer ketiga di Pangkalan Militer Leuchars, Fife, dalam setahun.

Beberapa saat sebelum mengakhiri hidupnya, dia mengatakan pada video yang direkam olehnya sendiri.

Baca Juga: Mengandung Makna yang Mendalam, Begini Arti Tersembunyi di Balik Simbol hingga Lirik MV Blackpink

"Saya meminta bantuan tetapi tidak ada yang mendengarkan, mereka tidak mengerti," bunyi dalam video tersebut, dikutip oleh PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs The Sun. 

Setidaknya 14 personel layanan dan veteran diyakini telah bunuh diri selama Lockdown.

Istrinya, Sammi (50) menuntut Kementerian Pertahanan (Dephan) dan Pemerintah untuk bertanggung jawab atas lonjakan bunuh diri tersebut.

“Kementerian Pertahanan itu menyangkal. Suami saya meminta bantuan tetapi dia diabaikan. Berapa banyak lagi prajurit dan veteran yang perlu mati? Perilaku Departemen Perindustrian adalah sebuah skandal dan Pemerintah harusnya malu pada dirinya sendiri," ujar ibu tiga anak itu.

Baca Juga: Polisi Tindak Lanjuti Keluarga Almarhum Pasien Covid-19 yang Menganiaya dan Mengeroyok Perawat

Ia mengatakan bahwa para prajurit telah mengalami trauma mental yang telah melayani negara namun akhirnya dipecat.

“Pesan saya kepada Departemen Pertahanan adalah tolong jangan mengandalkan badan amal untuk menangani masalah kesehatan mental, itu tugas Anda," ujarnya.

Ia menyayangkan banyak istri dari para prajurit yang harus menerima kenyataan pahit ini.

“Suamiku harus hidup hari ini. Akan ada istri-istri Angkatan Darat yang berpikir bahwa suami mereka baik-baik saja tetapi yang berencana untuk bunuh diri. Kementerian Pertahanan bersikap seolah-olah ini bukan masalah,” ujarnya.

Baca Juga: Sempat Menyatakan Kagum, Kanselir Jerman Kini Justru Ungkap Tipu Muslihat AS untuk Kuasai Dunia

Ferguson diketahui mendapatkan kesehatan mentalnya terganggu akibat sebelumnya ia melihat rekanya, prajurit Mathew Talbot (22), dari Pengawal Coldstream, diinjak-injak sampai mati oleh seekor gajah tahun lalu.

Ferguson berjuang mati-matian selama dua jam untuk membuatnya tetap hidup selama operasi anti-perburuan tentara Inggris di Malawi.

“Ketika dia kembali ke rumah dia merasa tegang dan saya mendorongnya untuk pergi ke dokter Angkatan Darat," uajr Sammi.

Sammi mengatakan bahwa suaminya itu telah didiagnosis dengan reaksi stres akut dan mengundurkan diri dari kualifikasi paramedisnya.

Baca Juga: Peserta CFD BKT Disuguhi Pemandangan Unik Gumpalan Busa, Warga: Mirip Salju, Bagus Kalau Difoto

“Dia mengatakan dia tidak pernah ingin melakukan pengobatan lagi setelah kejadian itu karena dia percaya bahwa kesehatan mentalnya akan beresiko jika dia melanjutkan," ujarnya.

Sammi berkata terlalu banyak trauma yang dialami oleh para prajurit, banyak nyawa yang hilang.

Ia juga berkata bahwa Ferguson sagat terbebani dengan hal tersebut. Suaminya itu hanya berharap mendapatkan semangat dari badan pertahanan yang menaunginya itu.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: The Sun

Tags

Terkini

Terpopuler