Situasi Indonesia dan China Memanas Usai Presiden Jokowi Mengubah Status Pulau Natuna

26 Agustus 2022, 10:39 WIB
Ilustrasi - 4.000 pasukan gabungan siap berpartisipasi dalam Super Garuda Shield 2022 untuk meningkatkan pertahanan militer. /bakamla.go.id

PR TASIKMALAYA - Ketegangan Indonesia dan China melonjak usai Presiden Joko Widodo melakukan tindakan tidak terduga untuk Laut Natuna.

Indonesia dan China sendiri memang sudah lama saling klaim terkait wilayah Laut Natuna atau yang dikenal juga sebagai Laut China Selatan.

Baru-baru ini Presiden Joko Widodo memberikan arahan khusus untuk mengatur wilayah Laut Natuna yang tampaknya akan membuat China kesulitan.

Indonesia sendiri bersama Amerika Serikat (AS) dalam waktu dekat akan intensif melakukan latihan tempur.

Baca Juga: Marvel Ungkap 'Fat Thor' Baru dengan Sejarah Tragisnya Sendiri? Begini Penjelasannya

Hal tersebut tentu mengingatkan China bahwa mereka tidak bisa sembarangan mengabaikan Indonesia yang memiliki peran strategis di Kawasan Indo-Pasifik, dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Business Standard.

Diketahui bahwa akan ada 14 negara yang ikut serta dalam latihan tahunan Garuda Shield ke-16, yang merupakan landasan kemitraan militer antara AS dan Indonesia.

Diawali dengan acara pelatihan bilateral antara TNI AD Indonesia dan Angkatan Darat AS ‘Super Garuda Shield’ yang tahun ini akan menjadi salah satu latihan gabungan multinasional terbesar di Kawasan Indo-Pasifik.

Super Garuda Shield 2022 akan menampilkan berbagai latihan, mulai dari lompatan udara trilateral antara AS, Indonesia, dan Jepang.

Baca Juga: She Hulk Attorney at Law Mengesankan Penontonnya hingga Muncul Berbagai Teori tentang Titania di Episode 2

Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan latihan multinasional meningkatkan kemampuan perencanaan, operasi, dan pertahanan militer semua negara yang berpartisipasi dan bekerja untuk mempertahankan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.

Setidaknya ada 4 ribu personel gabungan akan disiapkan, termasuk peserta baru seperti Australia, Singapura dan Japan Ground Self Defense Force akan berpartisipasi mendukung latihan tersebut.

Negara peserta lainnya Kanada, Prancis, India, Malaysia, Selandia Baru, Republik Korea, Papua Nugini, Timor Leste, dan Inggris juga akan mengambil peran dalam acara itu.

Komandan Jenderal Angkatan Darat AS Pasifik, Jenderal Charles Flynn mengatakan betapa pentingnya latihan ini untuk meningkatkan Kerjasama tim.

Baca Juga: Kapan Thor: Love and Thunder Rilis di Disney Plus Hotstar Indonesia? Cek Tanggal Rilis FIlmnya di Sini!

"Bersama-sama sebagai kekuatan multinasional, Garuda Shield adalah ekspresi penting dari kerja tim kami, interoperabilitas kami dan persatuan kami sebagai kelompok negara yang berusaha menjaga keamanan Indo-Pasifik,” kata Flynn.

Indonesia hingga saat ini menjadi salah satu negara yang terus berusaha menghentikan niatan China yang arogan dengan menekan negara-negara kecil di kawasan Indo-Pasifik.

Disamping hubungan kedua negara yang positif, pemerintah Indonesia justru menyatakan keprihatinan tentang keterlibatan China di Zona Ekonomi Eksklusifnya di Laut China Selatan yang diklaim oleh negara tirai bambu.

Pakar regional mengatakan bahwa hubungan Indonesia dengan China tampaknya telah goyah karena permasalahan Pulau Natuna.

Baca Juga: Tes IQ: Ada yang Berbeda di Antara Dua Gambar Keluarga Ini, Segera Temukan dan Buktikan Anda Jenius

Hal itu diperparah dengan pemberitaan adanya rencana pemerintah Indonesia untuk menjadikan kabupaten Natuna sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

Prospek ini tidak berjalan dengan baik untuk China, namun bagi Indonesia penunjukan tersebut akan mendatangkan serangkaian peningkatan di sektor pariwisata, perikanan, energi, dan keamanan di kawasan itu.

Berdasarkan permintaan Kabupaten daerah Natuna, pemerintah pusat akan melakukan kajian untuk mengubah wilayah tersebut menjadi KEK.

Presiden Joko Widodo bahkan sudah menandatangani perintah untuk membagi wilayah Laut Natuna menjadi zona yang diakui.

Penetapan pulau Natuna sebagai KEK kemungkinan akan menimbulkan ketegangan antara China dan Indonesia.***

Editor: Aghnia Nurfitriani

Sumber: Business Standard

Tags

Terkini

Terpopuler