Bangladesh Hadapi Gelombang Covid-19 Keempat, 32 Orang Meninggal Dunia

6 Juli 2022, 17:15 WIB
32 orang meninggal dunia pada Juli 2022 ini usai Bangladesh dilanda gelombang keempat pandemi Covid-19.* /Pixabay/Dieterich01

PR TASIKMALAYA – Pandemi Covid-19 belum berakhir, kewaspadaan terhadap sebaran virus Covid-19 pun harus selalu ditingkatkan, salah satunya di Bangladesh.

Pasalnya, di Bangladesh kini tengah menghadapi gelombang ke-empat pandemi Covid-19.

Tercatat sebanyak 32 orang meninggal dunia karena Covid-19 di Bangladesh pada lima hari pertama di bulan Juli tahun ini.

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Aljazeera, berikut ini penjelasan terkait gelombang Covid-19 ke-empat di Bangladesh.

Baca Juga: Ini Alasan Persib Layangkan Surat Keberatan atas Draf Jadwal Liga 1 2022-2023

Gelombang keempat Covid-19 ini diketahui disebabkan karena varian virus terbaru yang menyebar di negara tersebut.

The South Asian Nation melaporkan bahwa terdapat 2.000 kasus baru Covid-19 yang ditemukan pada Selasa lalu.

Kemudian, sebanyak 16,74% di antaranya dinyatakan positif.

Data ini diketahui dihimpun dari Directorate General of Health Services (DGHS).

Baca Juga: Tes IQ: Lihat Apel di antara Jeruk Nipis? Jika Anda Cerdas Temukan dalam 7 Detik

Bangladesh sendiri diketahui mencatatkan total kematian warganya sebanyak 29.181 orang, sejak pandemi dimulai pada awal tahun 2020 lalu.

Satu bulan yang lalu, Bangladesh mengidentifikasi 43 kasus baru dengan angka positif kurang dari satu persen.

Para ahli mulai mengkhawatirkan gelombang keempat Covid-19 di Bangladesh.

Ia mengatakan bahwa sub-varian Omicron bertanggungjawab atas sebaran kasus yang meningkat ini.

Baca Juga: One Piece Red: Uta Perkenalkan Single Terbarunya 'New Genesis' di Anime Expo 2022

Sebuah studi yang dilakukan oleh International Centre for Diarrhoeal Disease Research di

Bangladesh menemukan sub-varian BA.5 menyebar secara cepat di negara tersebut.

Varian ini mulai mendapatkan perhatian dari European Centre for Disease Prevention and Control (ECDC).

Sementara di dalam enam minggu, antara 14 Mei hingga 24 Juni, varian Omicron, BA.% telah menjadi suv-varian yang paling mendominasi sebaran virus di masyarakat.

Baca Juga: Tes Psikologi: Objek yang Pertama Dilihat Ungkap Trauma Masa Kecil yang Paling Menakutkan

“Selama periode ini, diketahui 51 dari 52 kasus positif Covid-19 diidentifikasi sebagai BA.5 dan satu BA.2 menggunakan genome sequencing,” ujar European Centre for Disease Prevention and Control (ECDC).***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Aljazeera

Tags

Terkini

Terpopuler