Bahasa Melayu Diusulkan Jadi Bahasa Resmi ASEAN, Jimly: Tidak Ada Alasan Untuk Tidak Setuju

3 April 2022, 18:43 WIB
Jimly Asshiddiqie angkat suara terkait Malaysia yang mengusulkan Bahasa Melayu menjadi bahasa remsi ASEAN. /Dok. Twitter/@Jimly/Jimly Asshiddiqie/

PR TASIKMALAYA - Malaysia mengusulkan agar Bahasa Melayu jadi bahasa resmi kedua ASEAN.

Mengetahui usulan Malaysia itu, eks Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Jimly Asshiddiqie pun turut buka suara.

Jimly Asshiddiqie mengatakan bahwa aneh rasanya jika di ASEAN bahasa resminya menggunakan Bahasa Inggris.

Sehingga Menurut Jimly Asshiddiqie terkait Usulan Bahasa Melayu jadi bahasa resmi ASEAN harus disetujui.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Mobil, Teropong, atau A yang Pertama Terlihat? Jawabannya Ungkap Sifat Positif dan Negatif

Hal itu disampaikan Jimly Asshiddiqie di akun Twitter-nya @JimlyAs pada Minggu, 3 April 2022.

"Malaysia usul agar Bahasa Melayu jadi bahasa resmi ASEAN. Memang aneh kalo pake bahasa pinjaman dari Eropa," cuitnya Seperti dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com.

"Tidak ada alasan untuk tidak setuju, tapi baik juga jadi bahan diskusi, karena penutur terbanyak di RI dan (sejarah) sumpah pemuda dan aturan Pasal 36 UUD terkait Bahasa Indonesia, namanya Indonesia saja atau Melayunesia/Indomelayu, Nusantara," sambung Jimly Asshiddiqie.

Lebih jauh, eks Ketua MK itu pun menyarankan alternatif dari penamaan bahasa resmi yang digunakan di ASEAN.

Baca Juga: Tes Psikologi: Ungkap Kepribadian Anda Hanya dari Bentuk Pusar yang Dimiliki, Salah Satunya Ekstrovert

Menurutnya dengan menggunakan tanda baca garis miring, Bahasa Indonesia/Melayu. Hal itu karena menurut Jimly Asshiddiqie penuturnya lebih banyak di Indonesia.

"Bisa juga nama resmi (bahasa) ASEAN yang disepakati ditulis dengan garis miring: “Bahasa Indonesia/Melayu”," tulisnya.

"Alasannya karena (1) penuturnya jauh lebih banyak di Indonesia, (2) RI tidak mungkin mengubahnya karena produk sejarah sejak Sumpah Pemuda 1928 dan sekarang sudah ditentukan dalam Pasal 36 UUD 1945," sambungJimly Asshiddiqie.

Selain itu, menurutnya kedepannya jumlah penutur Bahasa Melayu yang dekat dengan dialek Bahasa Indonesia juga akan menjadi mayoritas di negara-negara ASEAN.

Baca Juga: Manfaat dan Khasiat Mengkonsumsi Buah Kurma

Sehingga ia menilai bahwa Bahasa Indonesia/Melayu tepat jadi bahasa resmi ASEAN.

"Di akhir abad-21, jumlah penutur Bahasa Melayu yang dekat ke dialek (Bahasa) Indonesia akan jadi mayoritas di Singapore, Brunei, Filipina Selatan, Thailand selatan, Kamboja dan bahkan di Malaysia sendiri," katanya.

"Maka bahasa Indonesia/Melayu tepat jadi nama lingua franca masyarakat Asia Tenggara," pungkas Jimly Asshiddiqie.

Cuitan Jimly Asshiddiqie.

Diketahui sebelumnya, Perdana Menteri Malaysia, Ismail Sabri Yaakob akan mengusulkan pada para pemimpin negara di ASEAN untuk menjadikan Bahasa Melayu sebagai bahasa resmi kedua ASEAN.

Baca Juga: Tes Matematika: Puzzle Rumit ini Bisa Terjawab Jika Anda Cermat! Berani Coba?

Pasalnya, menurut PM Malaysia itu Bahasa Melayu banyak digunakan atau dituturkan oleh masyarakat ASEAN bahkan hingga 300 juta orang.

Selain itu, menurutnya hal itu juga sebagai upaya memartabatkan bahasa ibunda ke peringkat internasional.

Adapun Bahasa Melayu sendiri saat ini adalah bahasa resmi yang digunakan oleh Malaysia.***

Editor: Ghassan Faikar Dedi

Tags

Terkini

Terpopuler