Antonov AN-225, Pesawat Terbesar di Dunia Hancur dalam Serangan Rusia ke Ukraina

28 Februari 2022, 15:09 WIB
Antonov AN-225, pesawat terbesar di dunia yang berada di Kyiv, hancur dalam serangan Rusia ke Ukraina.* /Pixabay/@Dylan_Agbagni/

PR TASIKMALAYA - Perang antara Ukraina dan Rusia telah menimbulkan berbagai kerugian dan kehancuran.

Salah satunya adalah Antonov AN-225 yang menjadi pesawat terbesar di dunia turut hancur akibat perang Rusia dan Ukraina.

Antonov AN-225 yang menjadi pesawat kargo Ukraina, dilaporkan telah hancur dalam serangan Rusia di sebuah lapangan terbang.

Lapangan terbang tempat dimana Antonov AN-225 tersebut diletakan berada di dekat ibukota Ukraina yakni Kyiv.

Baca Juga: Pangeran Harry Dicap Tidak Penting di Amerika Serikat Setelah Penampilan Super Bowl

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Australia Aviation, pesawat terbesar di dunia tersebut dijuluki dengan Mriya, yang artinya 'The Dream' dalam bahasa Ukraina.

Antonov AN-25 tersebut dilaporkan sedang diperbaiki dan perawatan rutin di situs Antonov Comapany di Bandara Gostomel ketika dihancurkan.

"Pesawat terbesar di dunia 'Mriya' (The Dream) dihancurkan oleh penumpang Rusia di lapanan terbang dekat Kyiv," ujar Ukraina dalam sebuah pernyataan melalui akun Twitter resminya.

Antonov AN-225 melakukan perjalanan ke Australia untuk pertama kalinya pada Mei 2016, ketika mendarat di Perth, membawa generator seberat 135 ton untuk sebuah perusahaan sumber daya.

Baca Juga: Link Live Streaming Persipura Jayapura vs Borneo FC Sore Ini Pukul 18.15 WIB

Mengantisipasi minat publik besar-besaran pada pesawat besar, Bandara Perth telah memasang area tampilan khusu bagi publik untuk melihat raksasa enam mesin.

Antonov merilis sebuah pernyataan pada hari Senin.

"Saat ini, sampai AN-225 telah diperiksa oleh para ahli, kami tidak dapat melaporkan kondisi teknis pesawat," ujarnya.

Direktur dari maskapai pun turut buka suara.

Baca Juga: Kim Bum Lakukan Penelitian ke Rumah Sakit untuk Dalami Peran di Serial Ghost Doctor.

"Mesin dibongkar untuk perbaikan dan pesawat tidak dapat lepas landas hari itu, meskipun perintah yang tepat diberikan," jelas kementerian pertahanan Ukraina dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu.

"Saat ini, tidak mungkin untuk menilai kondisi pesawat dan kemungkinan biaya pemulihannya karena kurangnya akses ke pesawat dan kontrol atas bandara diambil oleh penjajah Rusia," sambungnya.

Meskipun belum ada laporan rinci tentang apa yang terjadi di pesawat itu, kementerian pertahanan Ukraina mengatakan itu akan dipulihkan dengan mengorbankan pihak berwenang Rusia.

Kementerian pertahanan mengatakan akan menelan biaya lebih dari US $3 miliar untuk memulihkan pesawat dan proyek ini akan memakan waktu lebih dari lima tahun.

Baca Juga: Masih Penasaran dengan One Piece, Penggemar dari Ukraina Ini Sebut Tidak Ingin Mati di Tengah Gempuran Rusia

"Rusia telah memikul Mriya sebagai simbol kemampuan penerbangan Ukraina yang memegang rekor untuk transportasi kargo komersial terbesar dan terpanjang serta terberat dalam sejarah monoloading penerbangan, kapasitas pengangkatan," jelas pernyataan itu.

"Tugas kami adalah memastikan bahwa biaya ini ditanggung oleh Federasi Rusia, yang telah menyebabkan kerusakan yang disengaja pada penerbangan Ukraina dan sektor kargo udara," sambungnya.

Pesawat jumbo ini ditenagai dengan enam mesin turbofan Ivchenko Progress D-18T dan beratnya sekitar 285 ton saat kosong.

Pada saat debutnya pada tahun 1988, AN-225 adalah 50 persen lebih besar dari jet lain di dunia, dan sekarang tetap menjadi pesawat kargo terbesar yang beroperasi.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Lihat Gambar dan Cari Tahu Kekuatan yang Mencerahkan Hidup Anda, Salah Satunya Motivasi

Dari tahun 1988 hingga 1991, itu terutama dioperasikan sebagai transporter untuk mengorbit kelas Buran untuk program luar angkasa Soviet.

Kemudian, ketika diperoleh oleh Antonov Airlines, itu menjadi pekerja keras mengangkut kargo yang sangat besar dan juga telah menjadi aset dalam menyediakan pasikan untuk program bantuan bencana dengan cepat.

Produksi An-225 kedua dimulai pada akhir 1980-an, tetapi tidak pernah selesai.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Tags

Terkini

Terpopuler