Galang Dana untuk Pandemi, Lampu-lampu Burj Khalifa Dijual

13 Mei 2020, 13:10 WIB
Burj Khalifa.* /REUTERS/

PIKIRAN RAKYAT - Burj Khalifa merupakan gedung tertinggi di dunia yang terletak di Dubai. Gedung tersebut kini dimanfaatkan dalam penggalangan dana, untuk menyediakan makanan bagi masyarakat yang mengalami kesulitan ekonomi akibat wabah Covid-19 di Uni Emirat Arab (UAE).

Penggalangan dana tersebut dilakukan dengan 'menjual' lampu-lampu yang terdapat di luar gedung.

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Reuters, donatur dapat memberikan sumbangan sesuai dengan jumlah lampu yang 'dibeli'.

Baca Juga: 33 Ribu Penerima BPNT Gigit Jari Dapati Rekening Kosong Tanpa Saldo, Bupati Undang Pihak Bank

Setiap satu lampu luar pada gedung setinggi 828 meter itu dihargai 10 dirham atau sekitar Rp 40.000, cukup untuk satu porsi makanan.

"Semoga Anda sekalian bisa makan dengan baik. Terkadang kita memandang remeh sesuatu, namun kehidupan mempunyai cara sendiri untuk menyadarkan kita," kata seorang donatur, Shereen Harris.

Menurut keterangan pengelola donasi, The Mohammed Bin Rashid Al Maktoum Global Initiatives (MBRGI), penggalangan dana Burj Khalifa sudah menghasilkan lebih dari 1,2 juta porsi makanan.

Baca Juga: Pria Disebut Lebih Berisiko Terinfeksi Covid-19, Simak Penjelasannya

Penggalangan dana itu merupakan bagian dari kampanye untuk mengumpulkan 10 juta porsi makanan untuk keluarga berpenghasilan rendah selama bulan Ramadhan.

Sebagai area wisata dan pusat bisnis di UAE dengan bandara internasional tersibuk di dunia, ekonomi Dubai sangat terguncang akibat pandemi Covid-19.

Banyak warga yang kekurangan pemasukan atau bahkan kehilangan pekerjaan sejak virus corona jenis baru menyebar.

Baca Juga: Tak Hanya Manusia, FDA Sebut Anjing dan Kucing Harus Berlatih Jarak Sosial di Tengah Pandemi

Puluhan ribu pekerja migran, yang sering kali tinggal berdesakan dalam akomodasi bersama, di mana virus sangat mudah menular, telah dipulangkan ke negara masing-masing.

UAE mencatat sebanyak 19.661 kasus infeksi virus corona, disertai 203 kasus kematian yang merupakan tertinggi kedua setelah Arab Saudi di antara enam negara Arab di Teluk Persia.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler