Pasar Basah Dibuka Lagi di Tengah Wabah Corona, AS Desak Tiongkok untuk Menutupnya Kembali

23 April 2020, 16:00 WIB
ILUSTRASI pasar basah.* /Antara/

PIKIRAN RAKYAT - Pasar basah di Tiongkok disebut sebagai awal mula virus corona muncul ke permukaaan pada akhir Desember 2019 lalu.

Bahkan beberapa ilmuwan menyebutkan bahwa virus itu datang dari hewan-hewan yang dijual di pasar basah Tiongkok itu.

Oleh karenanya, karena pandemi semakin meluas, Tiogkok sempat menutup pasar basah yang ada di Pusat Kota Wuhan, Tiongkok itu untuk menekan penyebaran.

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Alfamart Sumbang 6.000 Kupon untuk Bantu Pelanggan Lawan Covid-19?

Namun, sejak dibukanya kembali Lockdown di negara Tiongkok, pasar basah itu pun ikut dibuka kembali dengan syarat dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa pasar tersebut harus dikelola dengan baik.

Namun, sekaan tak setuju dengan keputusan Tiongkok untuk membuka lagi pasar tersebut, pihak AS justru menentang.

Menteri Luar negeri AS Mike Pompeo mengatakan bahwa Amerika Serikat telah meminta Tiongkok untuk secara permanen menutup pasar basah tempat dijualnya satwa liat tersebut.

Baca Juga: Bosan dengan Nuansa Rumah? Coba 6 Ide Kreatif Hiasan Dekorasi yang Kreatif

Ia memberikan alasan bahwa pasar basah di Tiongkok itu memiliki hubungan erat dengan penyakit zoonosis yang ditimbulkan.

Oleh karenanya, Pompeo mengimbau agar pasar basah yang menjual hewan liar ilegal tersebut untuk ditutup selamanya.

"Mengingat hubungan kuat antara satwa liar ilegal yang dijual di pasar basah dan penyakit zoonosis, Amerika Serikat telah menyerukan Republik Rakyat Tiongkok untuk secara permanen menutup pasar basah satwa liar dan semua pasar yang menjual satwa liar ilegal," ujar Pompeo dikutip dari situs Reuters.

Diketahui virus corona mulai mencuat di pasar basah itu dan kini telah menyebabkan kurang lebih 2,6 juta orang di dunia terinfeksi virus yang disebut mematkan tersebut.

Baca Juga: Yuk Jaga Kesehatan, Berikut Jumlah Jam Tidur Malam yang Dibutuhkan Tubuh

Sementara angka kematian yang disebabkan oleh virus itu kini mencapai angka kurang lebih 180.000 orang.

Dalam hal ini, AS terus menuding bahwa virus corona adalah buatan Tiongkok, dan hal itu kini menjadi kontroversial.

Hingga AS dan Australia setuju untuk saling membantu untuk melakukan penyelidikan secara internasional.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler