Omicron Jadi Varian Dominan di Afrika Selatan, Kasus Baru Ditemukan di Puluhan Negara

2 Desember 2021, 14:24 WIB
Ilustrasi varian baru Covid-19 Omicron - Omicron kini menjadi varian Covid-19 dominan di Afrika Selatan dan kasus baru pun dikonfirmasi terjadi di beberapa negara termasuk AS. /Pixabay/Alexandra_Koch/

PR TASIKMALAYA – Omicron kini telah menjadi varian dominan dari virus penyebab Covid-19 di Afrika Selatan, kurang dari 4 minggu setelah pertama kali tersedeteksi di negara itu.

Selain itu, varian Omicron juga dengan cepat menyebar ke berbagai negara lain, termasuk Amerika Serikat (AS) yang mendeteksi kasus baru pada Rabu, 1 Desember 2021 waktu setempat.

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Reuters, kasus pertama Omicron di AS yang diketahui adalah orang yang kembali ke negara tersebut dari Afrika Selatan pada 22 November dan dinyatakan positif tujuh hari kemudian.

Orang yang terinfeksi Omicron memiliki gejala ringan dan sedang melakukan karantina mandiri, menurut Dr Anthony Fauci, kepada wartawan di Gedung Putih.

Baca Juga: Salah Satunya Ada Lemon, 4 Buah Ini Disebut-sebut Baik untuk Kesehatan Kulit

Pertanyaan kunci tetap ada tentang varian baru, yang telah ditemukan di puluhan negara, termasuk Spanyol, Kanada, Inggris, Austria dan Portugal.

UEA melaporkan kasus pertamanya pada Rabu, 1 Desember 2021, negara Teluk kedua setelah Arab Saudi.

Indikasi awal yang menunjukkan Omicron mungkin jauh lebih menular daripada varian sebelumnya telah mengguncang ekonomi dunia.

Baca Juga: Spotify Denda Pangeran Harry dan Meghan Markle Rp 345,6 Triliun, Tak Penuhi Kesepakatan

Banyak negara khawatir bahwa pembatasan baru dapat menghambat pemulihan sementara dari kerusakan ekonomi akibat pandemi.

Institut Nasional untuk Penyakit Menular (NICD) Afrika Selatan mengatakan data epidemiologi awal menunjukkan Omicron mampu menghindari beberapa kekebalan, tetapi vaksin yang ada mampu melindungi terhadap penyakit parah dan kematian.

Dikatakan 74 persen dari semua genom virus yang telah diurutkan bulan lalu adalah varian baru, yang pertama kali ditemukan dalam sampel yang diambil pada 8 November di Gauteng, provinsi terpadat di Afrika Selatan.

Baca Juga: 3 Genre Film Ini Cocok untuk Memacu Adrenalin Kamu, Salah Satunya Thriller

Sementara itu, jumlah kasus baru yang dilaporkan di Afrika Selatan berlipat ganda dari Selasa hingga Rabu kemarin.

Ahli epidemiologi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Maria van Kerkhove mengatakan pada pengarahan bahwa data tentang seberapa menular Omicron harus tersedia dalam beberapa hari.

CEO BioNTech mengatakan bahwa vaksin yang dibuatnya dalam kemitraan dengan Pfizer kemungkinan akan menawarkan perlindungan yang kuat terhadap penyakit parah dari Omicron.

Baca Juga: Man United vs Arsenal, Bisakah The Red Devils Akhiri Rekor Buruk kontra Arsenal?

Presiden Komisi Eksekutif Uni Eropa mengatakan ada dibutuhkan waktu sesegera mungkin untuk mencegah varian baru.

Sedangkan Uni Eropa memajukan peluncuran vaksinnya untuk anak berusia lima hingga 11 tahun dalam seminggu hingga 13 Desember mendatang.

"Bersiaplah untuk yang terburuk, berharap yang terbaik," kata Ursula von der Leyen dalam konferensi pers.

Baca Juga: Update 12 Kode Redeem ML Mobile Legends 2 Desember 2021, Menangkan Hadiah Misterius dari Moonton

Dia mengatakan bahwa vaksinasi penuh dan suntikan booster memberikan perlindungan sekuat mungkin, menurut para ilmuwan, pandangan juga yang digaungkan oleh Fauci.

Tetapi direktur kedaruratan WHO Mike Ryan mengkritik negara-negara maju yang mendorong suntikan booster untuk sebagian besar populasi mereka yang divaksinasi penuh.

WHO telah mencatat berkali-kali bahwa virus corona akan terus memproduksi varian baru selama dibiarkan beredar bebas di populasi besar yang tidak divaksinasi.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler