Kapal Karam Berusia 80 Tahun dan 35 Pesawat Ditemukan di Dasar Laut Segitiga Bermuda

28 November 2021, 16:27 WIB
ILUSTRASI - Sebuah penelitian menemukan adanya kapal karam berusia 80 tahun dan 35 pesawat di dasar laut Segitiga Bermuda.* /PIXABAY/Step-Svetlana/

PR TASIKMALAYA - Baru-baru ini, sebuah penelitian menemukan kapal karam berusia 80 tahun dan 35 pesawat yang tenggelam di dasar laut Segitiga Bermuda.

Segitiga Bermuda adalah kawasan di lepas pantai timur Amerika Serikat yang konon dalang di balik hilangnya puluhan pesawat terbang.

Meskipun berukuran antara 500.000 dan 1.500.000 mil persegi, wilayah misterius Segitiga Bermuda tidak muncul di peta resmi.

Batas-batas Segitiga Bermuda umumnya dikatakan membentang dari Florida ke pulau-pulau Antilles Besar hingga Pulau Bermuda.

Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Benarkah Nicky Tirta Meninggal Dunia?

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Express, selama dua ratus tahun terakhir, sekitar 50 kapal laut dan 20 pesawat terbang telah menghilang di Segitiga Bermuda.

Banyak sekali insiden di kawassn lautan ini yang tidak dapat dijelaskan oleh ilmu fisika.

Misi pengeboman Angkatan Laut AS, Penerbangan 19, adalah salah satu kasus hilang yang paling terkenal dan menakutkan di Segitiga Bermuda.

Skuadron lima pesawat dan 14 awak penerbangan itu menghilang di atas Segitiga Bermuda, tak lama setelah berakhirnya Perang Dunia 2.

Baca Juga: Prediksi Espanyol vs Real Sociedad di La Liga, dengan Line Up dan Skor Akhir

Tahun lalu, tim penyelidik baru berkumpul untuk mencoba memecahkan kasus Penerbangan 19, yang tetap menjadi salah satu misteri Segitiga Bermuda yang paling sulit dipahami.

Upaya tim dirilis untuk musim baru seri dokumenter berjudul 'Misteri Terbesar Sejarah'.

Program sejarah di kanal tv Amerika Serikat tersebut diproduseri oleh aktor dan sutradara Hollywood, Laurence Fishburne.

Acara ini mengisahkan seorang kepala peneliti, Rob Kraft, yang memimpin misi di atas kapal penelitian berteknologi tinggi RV Petrel.

Baca Juga: Sri Mulyani Tagih Utang Obligor Penerima Dana BLBI yang Capai Rp110,45 Triliun, Ada Anak Soeharto

Film dokumenter itu menjelaskan bagaimana tim Kraft di atas Petrel mengukir sejarah dalam membuat penemuan besar di laut dalam.

Pada 2018, Kraft dan rekan-rekan penelitinya menemukan puing-puing kapal induk USS Lexington.

Kapal itu tenggelam pada tahun 1942 selama Perang Dunia 2, bersama dengan 35 pesawatnya, sekitar lima ratus mil di lepas pantai timur Australia.

Sebanyak 216 orang dari hampir 3.000 awak kapal tewas ketika kapal itu tenggelam setelah serangan torpedo oleh Jepang.

Baca Juga: Kehilangan Pendengaran karena Kecelakaan, Thomas Alva Edison Justru Merasa Bersyukur, Ini Alasannya!

Penemuan menakjubkan dari Lexington kini terbukti berpengaruh dalam perburuan pesawat Penerbangan 19 yang hilang.

Para peneliti menemukan bahwa pesawat F4F Wildcat Lexington yang tenggelam terawetkan dalam kondisi murni di dasar laut.

Hal ini disebabkan berkurangnya erosi yang terjadi di lingkungan laut dalam karena kekurangan oksigen.

Film dokumenter itu kemudian fokus pada teknisi utama kapal Petrel, Paul Mayer, yang menjelaskan prosesnya.

Baca Juga: Layangan Putus, Sinopsis dan Daftar Pemain, Reza Rahadian Jadi Pria yang Dicurigai Selingkuh

Dia mengatakan bahwa awetnya cat dan puing-puing pesawat akan membantu para ahli mengumpulkan gagasan tentang bagaimana tampilan pesawat Flight 19 jika ditemukan.

Mempelajari satu gambar Wildcat, dia berkata bahwa itu adalah model 3D dari F4F.

Sang teknisi kemudian menjelaskan secara rinci tentang beberapa detail kecil yang terawetkan di badan pesawat.

Katanya, pada pesawat itu, dapat terhitung kemenangan yang diraih AS dalam menembak jatuh pesawat Jepang.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Pilih Salah Satu Bintang dan Ketahui Hal yang akan Terjadi pada Anda di Tahun 2022

“Ada bom di sini, yang menunjukkan bahwa dia melakukan misi pengeboman," kata Mayer.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Express

Tags

Terkini

Terpopuler