Rayakan Kemenangan Pakistan Atas India dalam Pertandingan Kriket, Mahasiswa Kashmir Didakwa Pidana

27 Oktober 2021, 13:55 WIB
Ilustrasi wilayah Kashmir - Beberapa mahasiswa di Kashmir yang secara terang-terangan merayakan kemenangan Pakistan atas India didakwa kasus pidana. //PIXABAY/mhaqnawaz/

PR TASIKMALAYA – Polisi di wilayah Kashmir yang berada di bawah pemerintahan India telah mengajukan kasus pidana undang-undang anti-teror yang ketat.

Dakwaan kasus pidana anti-teror itu ditujukan polisi terhadap mahasiswa dari dua perguruan tinggi kedokteran di Kashmir karena merayakan kemenangan Pakistan melawan India di Piala Dunia T20.

Dalam pertandingan tersebut, Pakistan mengalahkan musuh bebuyutannya, India, dengan kemenangan 10 gawang dalam olahraga kriket yang diadakan di Uni Emirat Arab pada Minggu, 24 Oktober 2021.

Baca Juga: 5 Bahan Alami Berikut Dapat Mengatasi Rambut Beruban, Salah Satunya Daun Kari

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Al Jazeera, kekalahan India tersebut memicu serangan terhadap mahasiswa Kashmir di negara bagian Punjab barat dan seorang anggota Muslim dari tim India dilecehkan secara online.

Sentimen anti-India meningkat di Kashmir, wilayah Himalaya yang diklaim seluruhnya oleh India dan Pakistan yang menguasai sebagiannya.

Pemberontakan rakyat melawan pemerintahan India meletus di Kashmir yang dikelola India pada 1990-an.

Baca Juga: Blak-blakan, Atta Halilintar Ungkap Ashanty dan Krisdayanti Memiliki Kebiasaan yang Sama di Malam Hari

Pemberontak di Kashmie menuntut penggabungan wilayah mereka dengan Pakistan yang mayoritas Muslim atau menjadi sebuah negara merdeka.

Oleh karena itu, pertandingan kriket antara India-Pakistan membangkitkan reaksi keras terutama di Kashmir.

Penduduk di wilayah tersebut secara terbuka menyatakan dukungan mereka kepada Pakistan untuk membuat pernyataan politik.

Baca Juga: Tak Terima Warisan Lina, Teddy Terpaksa Tinggal di Gubuk Bambu hingga Badannya Kurus: Turun 20 Kg

Setelah pertandingan itu, ada perayaan serupa di wilayah yang disengketakan atas kemenangan pertama Pakistan melawan India di Piala Dunia kriket.

Di antara mereka yang bersorak adalah mahasiswa dari perguruan tinggi kedokteran terkemuka di kawasan itu, yakni Sekolah Tinggi Kedokteran Pemerintah dan Institut Ilmu Kedokteran Sher-i-Kashmir.

Video perayaan mereka di luar asrama tempat tinggal mereka menjadi viral di media sosial.

Baca Juga: Aura Kasih Beberkan Alasannya Digosipkan Pernah Pacaran dengan Ariel Noah, Ternyata karena Hal Ini

Akibatnya, seorang pejabat senior polisi mengatakan bahwa dua kasus di bawah Undang-Undang Pencegahan Aktivitas Melanggar Hukum (UAPA) telah diajukan terhadap sejumlah siswa yang tidak diketahui.

Mereka dituduh menyebabkan penghinaan terhadap sentimen nasional selama pertandingan kriket.

Tidak ada siswa yang disebutkan namanya dalam First Information Report (FIR) yang diajukan oleh polisi dan sejauh ini tidak ada penangkapan yang dilakukan.

Baca Juga: Ayah Kejora Unggah Test Pack Kehamilan, Netizen Kaget Buka Main Sampai Menduga Begini

Namun langkah itu telah memicu kemarahan di wilayah tersebut, sejak puluhan mahasiswa Kashmir diserang oleh massa di setidaknya dua perguruan tinggi di Punjab karena merayakan kemenangan Pakistan melawan India.

Para siswa mengungkapkan bahwa mereka sedang menonton pertandingan di kamar ketika orang-orang yang membawa tongkat menyerang, melukai beberapa orang dengan serius.

Kasus UAPA terhadap mahasiswa kedokteran diajukan menyusul rentetan kecaman dari India, dengan beberapa pengguna media sosial mengatakan para mahasiswa harus dikirim ke Pakistan dan ditolak pekerjaan di pemerintah di masa depan.

Selama turnamen Piala Asia 2014, hampir 60 siswa Kashmir diskors oleh sebuah perguruan tinggi di negara bagian utara Uttar Pradesh setelah mereka merayakan kemenangan Pakistan atas India. Tuduhan itu kemudian dibatalkan.

Baca Juga: Simak 9 Tipe Kepribadian Wanita Berdasarkan Sepatu Favorit dan yang Paling Sering Digunakan

Ravinder Raina, presiden Partai Bharatiya Janta (BJP) yang berkuasa di Kashmir yang dikelola India, mengatakan semua orang yang mendukung Pakistan akan segera dipenjara.

“Orang-orang yang merayakan kemenangan Pakistan di Kashmir atau tempat lain, kasusnya telah didaftarkan. Orang-orang ini akan diidentifikasi dan mereka akan segera berada di balik jeruji besi,” ujar Raina.

Pada Agustus 2019, pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi menghapus Pasal 370 dan 35A konstitusi India, yang secara efektif mencabut otonomi terbatas bagi Kashmir.

Langkah itu diikuti oleh tindakan keras keamanan selama berbulan-bulan, penangkapan ratusan warga Kashmir, dan pemisahan wilayah itu menjadi dua wilayah yang dikendalikan oleh federal.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler