20 Orang Dipenjara Lantaran Terlibat Runtuhnya Hotel Karantina Covid-19 di China

19 Oktober 2021, 21:25 WIB
Ilustrasi - Sebanyak 20 orang harus dihukum dengan tahanan penjara setelah terlibat kasus korupsi yang mengakibatkan hotel ambruk di China. /Pixabay

PR TASIKMALAYA - China baru-baru ini memenjarakan 20 orang karena korupsi atas peran mereka dalam keruntuhan mematikan sebuah hotel karantina tahun 2020 lalu.

Runtuhnya hotel karantina di China tersebut memicu kemarahan banyak pihak akibat dari standar bangunan yang buruk.

Dikutip Pikiran-Rakyat-Tasikmalaya.com dari Channel News Asia, 29 orang tewas dan 50 lainnya luka-luka, ketika hotel Xinjia, di kota Quanzhou, China selatan ambruk pada Maret 2020 lalu.

Baca Juga: Sempat Trip Bareng ke Amerika, Arief Muhammad Ikut Sindir Rachel Vennya

Pada saat itu, hotel dengan 66 kamar itu menampung puluhan orang yang telah diperintahkan untuk melakukan karantina setelah baru-baru ini bepergian ke daerah yang terkena Covid-19.

Hal itu merupakan bagian dari tindakan ketat China untuk menahan virus tersebut.

Penyelidikan resmi kemudian menemukan tiga lantai telah ditambahkan secara ilegal ke struktur awalnya yang berlantai empat dan auditor keselamatan telah bekerja sama dengan pemilik hotel untuk membuat laporan palsu tentang bangunan tersebut.

Baca Juga: Tetangga Kembali Bongkar Keseharian Kakek Suhud Usai Meminta Maaf: Saya Tahu Percis 24 Jam

Pemilik hotel, Yang Jinqiang telah dijatuhi hukuman 20 tahun penjara karena meyebabkan kecelakaan serius, memalsukan dokumen resmi dan menawarkan suap.

Sementara, 12 orang lainnya menerima hukuman penjara antara dua setengah tahun dan 13 tahun untuk pelanggaran serupa.

Selain itu, tujuh pejabat publik dijatuhi hukuman penjara mulai dari dua tahun dan lebih dari enam tahun untuk kejahatan termasuk menerima suap dan melalaikan tugas.

Baca Juga: Hasil Pertandingan Denmark Open 2021: Dua Wakil Indonesia Melaju ke Babak 16 Besar

Pengguna media sosial pada hari Selasa, mengecam prevalensi bangunan yang dibangun dengan buruk di China, yang diketahui runtuh dengan frekuensi relatif.

“Proyek tahu ampas ini merugikan orang lain, tetapi pada akhirnya mereka juga merugikan orang yang membangunnya,” tulis seorang komentator di platform Weibo China.

Yang lain mengatakan, para pejabat seharusnya menerima hukuman yang lebih keras karena menyebabkan kematian.

Baca Juga: Penyelam Israel Temukan Pedang Tentara Salib Berusia 900 Tahun

Lebih dari lima puluh juta orang telah melihat utas tentang topik tersebut pada Selasa malam, 18 Oktober 2021 waktu setempat.

Bangunan runtuh atau kecelakaan tidak jarang terjadi di China, seringkali karena standar konstruksi yang lemah atau dikorupsi.

Bahkan pada bulan Juli lalu, sebuah hotel murah di kota Suzhou timur runtuh dan menyebabkan 17 orang meregang nyawa.***

Editor: Aghnia Nurfitriani

Sumber: Channel News Asia

Tags

Terkini

Terpopuler