Seni Korea Berkembang pada Masa Joseon dan Berakhir Saat Jepang, Ini Alasannya

2 Juli 2021, 10:45 WIB
ILUSTRASI - Seni Korea yang berkembang pada masa Raja Joseon harus berakhir riwayatnya di tangan Jepang awal abad 20.* /Pexels/Markus Winkler/

PR TASIKMALAYA – Tahun 1388 Masehi, Jenderal Yi Song-gye dilepaskan dari jabatannya oleh Raja Korea pendukung Mongol, Wu.

Tahun 1392, Yi Song-gye memproklamirkan bahwa dirinya adalah pendiri dari dinasti Joseon Korea (Choson).

Yi Song-gye memindahkan ibu kota dari Kaesong (Songdo) ke Seoul. Kebijakan politik dan kultural dengan Dinasti Ming di Tiongkok (1368-1644) tetap dipertahankan.

Baca Juga: Ungkap Alasan Mau Menikah dengan Ayu Ting Ting, Ivan Gunawan: Dia Doang Perempuan di Dunia yang Gue Suka

Konfusianisme menjadi pengaruh dominan dalam pemikiran, moral, dan standar etika orang Korea saat itu.

Segera setelah didirikannya dinasti baru, sebuah proyek pembangunan masif diluncurkan di ibu kota dan terkenal dengan nama Hanyang.

Proyek itu ditujukan untuk membangun istana dan kuil leluhur kerajaan Joseon Korea.

Baca Juga: Tangis Ibunda Pecah Tahu Vicky Prasetyo Dituntut 8 Bulan Penjara: Ini Kiamat Buat Mamah

Seniman Joseon Korea dalam bidang seni dekorasi menunjukkan desain lebih spontan, rasa estetika khas bumiputra dibanding gaya elegan seniman Koguryo yang aristokratik.

Tahun 1592 seorang Jenderal Jepang dari masa Sengoku bernama Toyotomi Hideyoshi menginvasi Korea.

Selama bertahun-tahun, semenanjung Korea menjadi medan pertempuran, akibatnya sejumlah besar karya seni ikut musnah akibat peperangan.

Baca Juga: Suami Nadia Christina, Alfath Fathier Dilepas Persija: Sampai Jumpa Lagi

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari laman Britannica pada Jumat, 2 Juli 2021 orang Jepang banyak membawa pengrajin tembikar Korea untuk ditempatkan di bagian utara dari pulau Kyushu (Kyoshu).

Orang Korea yang menjadi tawanan perang itu menjadi perintis dari industri porselen Jepang.

Invasi Jepang ke Korea selanjutnya diikuti juga oleh serangan Manchu, orang Manchuria yang menaklukkan Tiongkok dan mendirikan dinasti Qing (1644-1911).

Baca Juga: Ikatan Cinta 2 Juli 2021: Tak Terima Roy Dibunuh, Mama Rosa Siapkan Rencana Mematikan untuk Elsa

Dua invasi ke semenanjung Korea itu menyebabkan pemerintahan Joseon melemah, namun, menjadi inspirasi dari rasa kebangkitan nasional rakyat Korea.

Perhatian difokuskan kepada permasalahn sosial domestik dan menghidupkan serta memulihkan kepercayaan kepada kebudayaan identitas Korea.

Cendekiawan Joseon mengembangkan pengetahuan untuk kebijaksanaan praktis demi meningkatkan taraf hidup orang Korea.

Baca Juga: Pilih Batu dan Temukan Apa yang Diungkap Tentang Kepribadianmu, Salah Satunya Ingin Kebebasan

Pelukis masa Joseon menunjukkan minat mendalam terhadap pemandangan alam dan kehidupan sehari-hari di Korea.

Seni Joseon di abad ke 17 dan 18 menunjukkan karakter dan cita rasa Korea yang mantap.

Perkembangan seni masa Joseon Korea berakhir setelah dua abad berlalu.

Baca Juga: Meninggal Saat Pandemi Covid-19, Seperti Ini Detik-Detik Saat Mbak You Meninggal

Kurangnya perhatian publik, inspirasi, dan sikap apatis rakyat akibat kemiskinan yang terjadi saat itu. Ditambah, dinasti Joseon Korea masuk ke tahap akhir sejarahnya.

Banyak istana dan kuil dibangun, beberapa waktu sebelum Jepang menginvasi Korea awal abad 20. Di antara kesenian sekular Joseon Korea, lukisan dan keramik adalah terpenting.

Pemerintah Joseon Korea mendirikan tempat khusus melukis atau akademi kerajaan untuk melukis (Tohua-so).

Baca Juga: Azriel Seolah Ogah Ikuti Jejak ‘Nikah Muda’ Krisdayanti dan Aurel Hermansyah: Bukan Hal yang Gampang

Dinasti Joseon Korea tutup usia ketika semenanjung diduduki oleh Jepang tahun 1910.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Britannica

Tags

Terkini

Terpopuler