PM Benjamin Netanyahu Akhirnya Lengser dari Kekusaannya Selama 12 Tahun Terakhir di Israel!

14 Juni 2021, 16:55 WIB
Benjamin Netanyahu lengser setelah 12 tahun menjadi Perdana Menteri Israel, digantikan oleh Naftali Bennet yang menjadi PM. /Reuters / Ronen Zvulun/

PR TASIKMALAYA – Hari Minggu, 13 Juni 2021 menandai hari berakhirnya kekuasaan Benjamin Netanyahu sebagai Perdana Menteri Israel.

Setelah menjabat sebagai Perdana Menteri (PM) Israel selama 12 tahun terakhir, akhirnya Benjamin Netanyahu dilengserkan oleh anggota parlemen Israel.

Di hari Minggu kemarin, parlemen Israel telah sepakat untuk menyetujui ‘pemerintahan perubahan’.

Baca Juga: Harapan Joe Biden Atas Terpilihnya Naftali Bennett Sebagai PM Israel Baru

Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari laman Reuters, pemerintahan perubahan dipimpin oleh nasionalis Naftali Bennett.

Berhasilnya Naftali Bennett melengserkan PM Benjamin Netanyahu mungkin hanya pernah dibayangkan oleh sebagian kecil warga Israel.

Sebab perolehan suara antara Naftali Bennett dan Benjamin Netanyahu memang beda sangat tipis yaitu 60 lawan 59 suara.

Baca Juga: Berhasil Dilelang 28 Juta Dolar, Pemenang Kursi Roket akan Diluncurkan ke Luar Angkasa Bersama Jeff Bezos

Di Tel Aviv, ribuan warga bersorak atas kemenangan Naftali Bennett.

Diketahui bahwa Naftali Bennett telah bertanding melawan Benjamin Netanyahu lewat empat kali pemilu dalam kurun waktu dua tahun.

Akan tetapi kemenangan Naftali Bennett rupanya tidak bisa diterima begitu saja oleh Benjamin Netanyahu.

Benjamin Netanyahu (71) mengatakan dirinya pasti akan kembali menjabat sebagai perdana menteri Israel.

Baca Juga: Keluarkan Rp398 Triliun, Orang Ini Menangi Lelang Terbang Bareng Jeff Bezos ke Luar Angkasa!

“Kalau memang kita ditakdirkan untuk silih berlawanan, kita akan akan terus melakukannya hingga berhasil menjatuhkan satu pihak,” ucap Benjamin Netanyahu setelah kalah tipis dari Naftali Bennett.

Dengan terpilihnya Naftali Bennett sebagai perdana menteri Israel yang baru, ada beberapa hal yang masuk ke dalam janji politiknya.

Salah satunya yaitu untuk membereskan masalah internasional yang menyangkut persilisihan berdarah antara Israel dan Palestina.

Naftali Bennett berjanji pemerintahan perubahan akan membuat aturan baru bagi warga Palestina serta melakukan reformasi domestik.

Baca Juga: Dapat Penghargaan Pulitzer atas Keberaniannya, Remaja yang Rekam Pembunuhan George Floyd Justru Trauma

Akan tetapi janji Naftali Bennett ini malah tidak dipercayai oleh warga Palestina sendiri.

Diketahui bahwa sebelum bertanding dengan Benjamin Netanyahu, Naftali Bennett pernah menjabat sebagai menteri pertahanan Israel.

Selama jadi menteri pertahanan, Naftali Bennett punya tugas untuk menjembatani ketegangan yang berlangsung di antara warga Palestina yang bermukim di Tepi Barat dengan pemerintah Israel.

Berdasarkan catatan pengalaman kerjanya ini, warga Palestina yakin kalau Naftali Bennett tidak akan ada bedanya dengan pemimpin Partai Likud yaitu Benjamin Netanyahu.

Baca Juga: Kerajaan Arab Saudi Hanya Mengizinkan 60.000 Jemaah untuk Melaksanakan Ibadah Haji Tahun 2021 ini!

Apalagi melihat bahwa Naftali Bennett sebenarnya pernah mengabdi sebagai sekretaris pribadi untuk Benjamin Netanyahu.

Hubungan Benjamin Netanyahu dan Naftali Bennett mulai tegang setelah Bennett menjabat sebagai menteri pertahanan.

Ketika Naftali Bennett diumumkan sebagai pemenang, rapat parlemen dipenuhi dengan suara teriakan para pendukung Benjamin Netanyahu.

Mereka meneriaki Naftali Bennett sebagai pembohong dan tidak tahu malu secara bersahut-sahutan.

Baca Juga: Nyaris Ditelan Paus Bungkuk, Seorang Pria Asal AS ini Ungkap Pengalamannya Terhisap Saat Sedang Menyelam

Seakan tidak peduli, Naftali Bennett dengan percaya dirinya menyampaikan pidato kemenangannya.

Tidak lupa, Naftali Bennett juga berterima kasih kepada mantan PM Benjamin Netanyahu atas dedikasi dan pencapaiannya selama 12 tahun menjabat.

Sebagai informasi, Naftali Bennet hanya akan menggantikan jabatan Benjamin Netanyahu selama dua tahun saja yaitu hingga tahun 2023.

Nantinya, pada tahun 2023 Naftali Bennett harus meninggalkan kursi perdana menteri Israel dan memberikannya kepada Yair Lapid, mantan penyiar televisi populer di Israel.

Baca Juga: Minta Kemendag Tetapkan Harga Ayam DOC, DPP Pinsar: Agar Peternak Rakyat Tak Rugi

Aturan pemindahan kekuasaan dari Naftali Bennett ke Yair Lapid ini dibuat oleh para koalisi yang menaikkan Bennett ke jabatan PM Israel.

Adapun koalisi tersebut terjalin di antara partai sayap kiri, kanan, dan sentris, serta beberapa partai Arab.

Didukung banyak pihak, kemenangan Naftali Bennett melawan PM Benjamin Netanyahu tetap saja berhasil membuat orang terkaget-kaget.***

Editor: Aliyah Bajrie

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler