Dapat Penghargaan Pulitzer atas Keberaniannya, Remaja yang Rekam Pembunuhan George Floyd Justru Trauma

13 Juni 2021, 09:50 WIB
Peristiwa George Floyd tersebut direkam oleh seorang remaja bernama Darnella Frazier, yang menerima menerima penghargaan Pulitzer. //Instagram/@darnella_frazier03

PR TASIKMALAYA - Pada 25 Mei 2020, seorang pria kulit hitam George Floyd tewas di tangan petugas polisi Amerika Serikat karena diduga memperlihatkan uang palsu.

Pria kulit hitam itu adalah George Floyd yang meninggal di Kota Minneapolis, AS, setelah Derek Chauvin berlutut di lehernya selama delapan menit.

Peristiwa George Floyd tersebut direkam oleh seorang remaja bernama Darnella Frazier yang pada Jumat kemarin, 11 Juni 2021, menerima penghargaan Pulitzer Prize Special Citation 2021.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Gambar Pemandangan yang Kamu Pilih Ungkap Aspek Terbaik dari Kehidupan dan Kepribadian Kamu!

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari USA Today, penghargaan tersebut diterima Darnella berkat rekaman videonya terhadap peristiwa itu.

Pulitzer Prize Board juga mengatakan, penghargaan diberikan atas keberanian Darnella dalam merekam pembunuhan George Floyd.

Kemudian karena videonya berhasil memicu protes terhadap kebrutalan polisi di seluruh dunia.

Baca Juga: Lesti Kejora Akhirnya Bongkar Mahar Pernikahan dari Rizky Billar, Irfan Hakim Tercengang : Masya Allah!

Selain itu juga menyorot peran penting masyarakat terhadap misi jurnalis untuk menemukan kebenaran dan keadilan.

Penghargaan tersebut diterima Darnella beserta hadiah lain berupa uang yang setidaknya berjumlah 15 ribu dolar AS atau setara dengan Rp 213,3 juta.

Sementara itu, pelaku pembunuhan George Floyd, yaitu mantan perwira polisi Derek Chauvin, telah dinyatakan bersalah pada bulan April 2021.

Baca Juga: Hasil pertandingan Grup A Euro 2021: Wales Bermain Imbang dengan Swiss

Rekaman video milik Darnella pun menjadi bukti kunci dalam persidangan sejak pernyataan pembuka hingga argumen penutup.

Saat kejadian berlangsung, Darnella yang berusia 17 tahun sedang mengunjungi toko Cup Foods di Minneapolis bersama sepupunya yang berusia 9 tahun.

Kemudian Darnella menyaksikan Derek dan sejumlah petugas polisi lain tengah menahan George Floyd di tanah.

Ia pun segera merekam peristiwa itu menggunakan ponselnya sementara orang-orang lain di sekitar memohon agar para polisi berhenti menindih George Floyd yang berulang kali berkata bahwa dia tidak bisa bernapas.

Baca Juga: Kode Redeem CODM 'Call of Duty Mobile' Hari ini, 13 Juni 2021: Dapatkan Black Lime Skin!

Rekaman video tersebut lantas menjadi viral dan menarik perhatian publik di seluruh dunia.

Akhirnya video tersebut menjadi pemicu munculnya ribuan protes terhadap kebrutalan polisi di seluruh AS dan luar negeri.

Bulan Mei lalu, Darnella menulis sebuah pernyataan di akun Facebook miliknya tepat di hari peringatan pembunuhan George Floyd.

"Banyak orang menyebut saya pahlawan meskipun saya tidak menganggap diri saya demikian," tulisnya.

Baca Juga: Ridwan Kamil Janji Bantu Materi Pembuatan Patung Bung Karno di Kabupaten Ende NTT

Menurutnya ia hanya berada di tempat yang tepat dan waktu yang tepat.

Di sisi lain, ia merasa bahwa sebagian dari masa kecilnya telah direnggut darinya sehingga ia tidak lagi seperti dirinya sebelum kejadian itu.

"Di balik penghargaan ini, di balik publisitas, saya mencoba menyembuhkan diri dari sesuatu yang saya ingat setiap hari," pungkasnya.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: USA TODAY

Tags

Terkini

Terpopuler