PR TASIKMALAYA - Serangan udara Israel kembali diluncurkan dan meratakan tiga bangunan di Kota Gaza.
Berdasarkan keterangan petugas medis terdapat total 37 orang meninggal pada serangan Israel di Gaza Minggu, 16 Mei 2021.
Serangan Israel di Gaza ini meratakan tiga bangunan tersebut merupakan serangan tunggal paling mematikan sejak serangan dimulai Senin lalu.
Baca Juga: Turun ke Jalanan New York, Bella Hadid Ikut Aksi Dukung Palestina
Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Euro News, korban meninggal termasuk 13 wanita dan delapan anak-anak.
Berdasarkan keterangan Kementerian Kesehatan Gaza 50 orang lainnya terluka dalam serangan udara tersebut.
Serangan udara oleh Israel tepat diluncurkan setelah tengah malam yang menghantam jalanan pusat kota yang sibuk.
Terdapat dua bangunan yang bersebelahan hancur akibat serangan udara di pusat kota tersebut.
Satu bangunan lagi hancur lebur berada di sekitar 50 meter di ujung jalan Kota Gaza.
Serangan tersebut terjadi setelah satu hari penembakan hebat oleh Angkatan Pertahanan Israel.
Penembakan yang terjadi pada Sabtu, 15 Mei 2021 tersebut menewaskan 10 keluarga di kamp pengungsi Al-Shati.
Baca Juga: Kalahkan Raffi Ahmad! Segini Isi Amplop THR dari Shireen Sungkar untuk Ukkasya
Dari korban yang meninggal terdapat dua orang wanita dan delapan anak-anak.
Pemogokan terpisah yang diumumkan oleh IDF mereduksi bangunan yang menampung organisasi media termasuk Associated Press dan Al-Jazeera menjadi puing-puing.
Sejak pertempuran pecah akibat penggusuran warga Palestina dari Yerusalem Timur terdapat total 181 warga Palestina meninggal.
Baca Juga: Amanda Manopo Terang-terangan Mengaku Sengaja Ubah Penampilan: Bertambah Umur dan Mengenal Laki-laki
Jumlah korban tewas tersebut berada di Gaza dan diantara korban tewas terdapat total 52 anak-anak dan 31 wanita.
Sementara itu jumlah warga Israel yang meninggal akibat kisruh tersebut sebanyak Delapan orang.
Diantara korban meninggal tersebut terdapat seorang tentara dan seorang anak laki-laki berumur lima tahun.
Amnesty International telah menyuarakan kewaspadaan atas kemungkinan kejahatan perang yang dilakukan di Jalur Gaza.
Kewaspadaan dilakukan termasuk penargetan warga sipil dan gedung media, dan meminta Pengadilan Kriminal Internasional untuk menyelidiki.***