Mengapa Masjid Al-Aqsa Sering Menjadi Sasaran Konflik Israel?

13 Mei 2021, 17:25 WIB
Masjid Al-Aqsa berada di wilayah yang berdekatan dengan tempat-tempat suci bagi agama Yahudi dan Kristen. /philippe collard on Unsplash

PR TASIKMALAYA – Kekerasan terus terjadi dan menyebar dari Yerusalem ke kota-kota di seluruh Israel serta Palestina.

Seperti yang dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari The Conversation pada Kamis, 13 Mei 2021 sedikitnya 60 orang tewas karena kekerasan Israel dan Palestina.

Lantas mengapa Masjid Al-Aqsa sering menjadi sasaran konflik Israel?

Baca Juga: Terharu Azriel Hermansyah Bilang Ini di Ulang Tahun Pernikahannya, Ashanty: Bikin Mewek

Setelah Mekah dan Madinah, sebagian besar Umat Islam di seluruh dunia menganggap Yerusalem sebagai tempat tersuci ketiga di dunia.

Hal tersebut berkaitan dengan peristiwa Isra Miraj Nabi Muhammad SAW.

Selain itu, Masjid Al-Aqsa berada di wilayah yang berdekatan dengan tempat-tempat suci bagi agama Yahudi dan Kristen.

Baca Juga: Bapak yang Marahi Kasir Mini Market Akhirnya Minta Maaf, Emosi Lantaran Nggak Tahu Soal Game Online

Karena lokasinya yang beririsan dengan agama lainnya, Masjid Al-Aqsa kerap kali menjadi sasaran konflik.

Tahun 1967, pasukan Israel berhasil mengalahkan pasukan Mesir, Suriah, dan Yordania.

Karena kemenangan tersebut, Israel berhasil merebut tepi barat dan Yerusalem Timur dari Yordania.

 

Sejak saat itu, Israel melakukan pengendalian terhadap wilayah tersebut.

Bahkan Israel melakukan kontrol terhadap akses untuk masuk ke Masjid Al-Aqsa.

Hal tersebut menimbulkan ketegangan dan reaksi keras dari Umat Islam.

 

Mengingat Masjid Al-Aqsa merupakan masjid yang memiliki sejarah penting bagi Umat Islam.

Seperti halnya pada tahun 1969, ketika Dennis Michael Rohan yang beragama Kristen berusaha membakar Al-Aqsa dan menghancurkan mimbar-mimbar peninggalan Islam yang penting secara sejarah.

Begitu juga pada 28 September 2000, ketika Ariel Sharon selaku salah satu tokoh penting Israel yang karena tindakannya memantik huru-hara di Palestina.

 

Oleh karena itu, mayoritas Umat Muslim di seluruh dunia menganggap serangan tersebut sebagai penodaan kepada Masjid Al-Aqsa.

Hingga lahir pemberontakan Intifada yang berasal dari masyarakat Palestina.

Ketegangan terus memuncak, terutama pada Maret dan April tahun ini (2021).

Israel bahkan menggunakan gas air mata dan granat untuk melawan masyarakat Palestina.

 

Bahkan serangan tersebut memicu protes dari seluruh dunia.

Singkatnya, Masyarakat Palestina tidak berdaya menghadapi sengketa tanah yang beririsan dengan otoritas Israel.

Bahkan Umat Islam di seluruh dunia sebagian besar menilai apa yang dilakukan Israel merupakan bentuk dari penodaan salah satu tempat paling suci bagi Umat Islam.

Oleh karena itu, perjuangan Umat Islam dalam membela Masjid Al-Aqsa menjadi bentuk atau simbol membela agama Islam seutuhnya.***

Editor: Tita Salsabila

Sumber: The Conversation

Tags

Terkini

Terpopuler