Tetap Kritik Tindakannya terhadap Palestina, Turki Inginkan Hubungan yang lebih Baik Dengan Israel

26 Desember 2020, 07:30 WIB
Bendera Turki. //Pixabay//Huseyin Sevgi

PR TASIKMALAYA – Presiden Turki Tayyip Erdogan ungkap keinginannya untuk memiliki hubungan yang lebih baik dengan Israel.

Pembicaraan mengenai keinginan itu telah berlangsung di tingkat Intelijen kedua negara tersebut.

Hal ini disampaikan oleh Erdogan pada Jumat, 25 Desember 2020 setelah melaksanakan ibadah Salat Jumat.

Baca Juga: Ingatkan Seluruh Penyelenggara Negara Jauhi Korupsi, Ketua KPK Singgung Soal ‘Taktik' Sinterklas

Meskipun begitu, Turki tetap mengkritik tindakan Israel terhadap Palestina sebagai tindakan yang tidak dapat diterima.

Turki pun beberapa kali mengutuk pendudukan Israel di Tepi Barat serta perlakuannya terhadap Palestina.

“Kebijakan Palestina adalah garis merah kami. Tidak mungkin kami menerima kebijakan Israel terhadap Palestina. Tindakan tanpa ampun mereka di sana tidak bisa diterima,” ujar Erdogan, dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Reuters pada Sabtu, 26 Desember 2020.

Turki dan Israel memiliki hubungan yang buruk sejak beberapa tahun terakhir dan pada 2018 kedua negara mengusir duta besarnya.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Tasikmalaya Hari ini, 26 Desember 2020: Hujan Sedang di Siang Hari

Setelah Israel bentrokan dengan warga Palestina dan menyebabkan puluhan orang Palestina meninggal.

Selain itu, Erdogan mengakui bahwa mereka memiliki hubungan yang buruk dengan orang-orang di tingkat atas di Israel.

Menurutnya apabila tidak ada hal tersebut mungkin hubungan Turki dan Israel akan sangat berbeda.

"Jika tidak ada masalah di tingkat atas (di Israel), hubungan kami bisa sangat berbeda. Kami ingin membawa hubungan kami ke titik yang lebih baik,” ucap Erdogan.

Baca Juga: Perkara Menag Yaqut Soal Syiah dan Ahmadiyah, Fadli Zon: Siapa Menabur Angin akan Menuai Badai

Menteri Luar Negeri Israel menolak untuk memberikan komentar terkait pernyataan Erdogan tersebut.

Pada Agustus 2020, Israel menuduh Turki memberikan paspor kepada belasan anggota Hamas di Istanbul.

Israel menggambarkan langkah tersebut sebagai “langkah yang sangat tidak ramah”.

Hamas merebut Gaza dari pasukan yang setia kepada Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada 2007, dan kelompok itu telah berperang tiga kali dengan Israel sejak saat itu.

Baca Juga: Perkara Menag Yaqut Soal Syiah dan Ahmadiyah, Fadli Zon: Siapa Menabur Angin akan Menuai Badai

Turki mengatakan Hamas adalah gerakan politik sah yang memenangkan kekuasaan melalui pemilihan demokratis.

Pada 2020, Israel telah meresmikan hubungan dengan empat negara Muslim seperti Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan dan Maroko.

Dikatakan pada Rabu, 23 desember 2020 bahwa pihaknya sedang berupaya untuk menormalisasi hubungan dengan negara Muslim kelima, mungkin di Asia.

Ankara telah mengecam kesepakatan yang ditengahi Amerika Serikat, dengan Erdogan sebelumnya mengancam akan menangguhkan hubungan diplomatik dengan UEA dan menarik utusannya.

Baca Juga: Meskipun Belum Ditemukan Varian Baru Virus Covid-19 Di Indonesia, Menristek Imbau Agar Tetap Waspada

Turki juga mengecam keputusan Bahrain untuk meresmikan hubungan sebagai pukulan bagi upaya untuk membela perjuangan Palestina.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler