Ke depannya, mereka berharap kotoran telinga juga bisa digunakan untuk memantau hormon lain.
Para peneliti juga perlu menindaklanjuti penelitian terhadap orang-orang Asia, yang tidak disertakan dalam studi percontohan ini karena sebagian mereka menghasilkan kotoran telinga yang kering, bukan kotoran telinga yang basah dan berlilin.***