Network
PR TASIKMALAYA - Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan bahwa penggunaan Vape (rokok elektrik) dapat memicu adanya peradangan paru-paru atau penyakit bronkitis.
Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan oleh kelompok peneliti dari Ohio State University Wexner Medical Centre yang dipublikasikan oleh British Medical Journal untuk mengetahui dampak penggunaan Vape bagi manusia.
Sebagaimana dilansir PMJ News, penyakit bronkitis dapat dipicu melalui penggunaan Vape atau rokok. Jika terjadi dalam jangka panjang, bahkan risiko bronkitis kronis akan lebih besar.
Dalam hal ini, penderita bronkitis akan merasakan beberapa gejala. Diantaranya seperti sakit dada, mengi, sesak nafas, serta batuk disertai dahak.
Baca Juga: Viral Bayi Hisap Vape di Malaysia, Pelaku Bangga Bayi Itu Bisa Keluarkan Asap Lewat Hidung
Melalui penelitian terbaru ini, ditemukan bukti dari survei yang ada, bahwa terdapat 81 persen orang yang menggunakan Vape lebih rentan dalam mendapatkan penyakit mengi dalam waktu satu bulan secara rutin.
Selain itu, kelompok pengguna Vape tersebut bahkan berpotensi mengalami bronkitis atau gejala dari bronkitis itu sendiri. Seperti batuk berdahak, hidung tersumbat tanpa disertai pilek, atau batuk yang berlangsung selama tiga bulan.
Lebih lanjut, penelitian terbaru ini menemukan fakta bahwa gejala-gejala pernapasan yang ditimbulkan oleh penggunaan Vape sangat besar. Akibatnya, menimbulkan spekulasi untuk mempertimbangkan regulasi secara jelas dan terukur mengenai penggunaan Vape itu sendiri.
"(Studi semakin memperkuat bukti) rokok elektrik menyebabkan gejala-gejala pernapasan yang mengindikasikan perlunya pertimbangan regulasi mengenai rokok elektrik," kata salah satu anggota peneliti, Dr Alanya Tacket, sebagaimana dikutip dari laman Express, Rabu, 23 Agustus 2023.
