Baca Juga: Bapak Guru Minta Murid Kerjakan TES IQ, yang Teliti Pasti Bisa Temukan Perbedaan Gambar!
Hasilnya, penelitian tersebut menyatakan bahwa terdapat sekira 2,8 persen kematian serangan jantung memiliki korelasi dengan adanya suhu ekstrem panas yang disertai polusi dengan partikulat halus yang tinggi.
Dalam hal ini, partikel yang terkandung dalam polusi partikulat halus itu memiliki ukuran kurang dari 2,5 mikron. Selain itu, partikel tersebut dapat terhirup jauh hingga ke paru-paru, yang membuat paru-paru mengalami iritasi dan pembuluh darah di sekitar jantung. Bahkan sebagian besar lainnya masuk dalam pembakaran bahan bakar.
Untuk mengatasi resiko serangan jantung dari suhu ekstrem panas yang disertai polusi tersebut, Liu menyarankan agar selalu update informasi terbaru mengenai cuaca.
Selain itu, Liu menyatakan bahwa berdiam diri di dalam ruangan adalah pilihan tepat, ditambah dengan penggunaan kipas angin atau pendingin ruangan. Dirinya menambahkan pencegahan melalui pemakaian pakaian yang sesuai dengan cuaca panas, menjaga hidrasi, serta memasang tirai jendela untuk mengurangi suhu ekstrem panas.
Baca Juga: Tanda Depresi! Jangan Disepelakan Kalau Alami Gejala Ini, Nomor 6 Pasti Dirasakan
Melalui penelitian ini, Liu meminta pada pihak kesehatan untuk juga menghimbau pencegahan dari dampak polusi dengan partikulat halus yang tinggi di tengah cuaca ekstrem panas.***