Network
PR TASIKMALAYA - Salah satu bulan yang dimuliakan dalam Islam adalah bulan Muharram. Dalam kalender Hijriyah, bulan Muharram adalah bulan pembuka untuk satu tahun kalender Hijriyah.
Dalam hal ini, sebagaimana merujuk pada Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2023, awal bulan Muharram jatuh pada Rabu, 19 Juli 2023 mendatang.
Sama halnya dengan bulan-bulan yang ada dalam kalender Hijriyah lainnya, bulan Muharram juga memiliki beberapa amalan yang dianjurkan di dalamnya. Salah satunya adalah amalan berpuasa.
Dalam hal ini, Anggota Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Nurul Irfan sebagaimana dikutip dari laman MUI, menjelaskan bahwa diantara begitu banyak amalan di bulan Muharram yang paling dianjurkan adalah amalan berpuasa.
Baca Juga: Bacaan Niat Puasa Arafah 9 Dzulhijjah: Lengkap Bahasa Arab, Latin dan Artinya
Lebih lanjut, Nurul Irfan menyatakan bahwa yang amalan puasa dalam bulan Muharram yang paling utama itu dapat dilakukan pada tanggal 9 dan 10 Muharram, atau yang populer di kalangan umat Muslim dengan sebutan Puasa Tasua dan Puasa Asyura.
Merujuk pada hal itu, Nurul Irfan menjelaskan bahwa Puasa Tasua adalah puasa yang dilaksanakan pada tanggal 9 Muharram. Sedangkan Puasa Asyura adalah puasa yang dilaksanakan pada tanggal 10 Muharram. Dimana nama Asyura ini berasal dari bahasa Arab, yakni "Asyrah" yang berarti sepuluh, dan Tasua juga berasal dari kata "Tis'ah" yang berarti sembilan.
Adapun dalil atau alasan mengapa umat Muslim dianjurkan melaksanakan Puasa Tasua dan Puasa Asyura menurut Nurul Irfan adalah karena Puasa Tasua itu dilaksanakan untuk membedakan antara umat Muslim dengan umat Yahudi. Dimana umat Yahudi juga sama selalu melakukan ibadah puasa pada tanggal 10 Muharram.
Adapun dalil dari keutamaan Puasa Tasua dan Puasa Asyura sebagaimana dikatakan Nurul Irfan adalah berasal dari hadits nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Muslim sebagai berikut.
